PADANG -Wakil Ketua Asisiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Sumatera Barat, Seprinaldi Ketua mengungkapkan kekesalannya terhadap Komite Olahraga Nasional Indonesia (Sumbar) . Kekesalan tersebut disebabkan belum jelasnya pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda)yang dilakukan KONI Sumbar, padahal pelaksanaan PON tinggal hitungan bulan.
“Sampai saat ini kami sebagai pengurus Pengprov Cabor belum dipanggil perihal persiapan PON, hanya untuk perlengkapan data yang diminta, apakah cukup dengan itu. Padahal persiapan untuk berlaga di PON sudah dekat, ” ujar Seprinaldi kepada wartawan, Selasa (23/4/2024).
Dia menambahkan, KONI Sumbar hanya memberikan uang pembinaan kepada atlet Rp 2 juta perbulan dan pelatih Rp 2,5 juta perbulan. “Apakah itu cukup untuk persiapan atlet? , kalau mereka tidak di TC kan. Bola tangan atletnya tersebar di berbagai daerah maka perlu di TC kan supaya mereka bisa berkumpul untuk latihan, karena di bola tangan ini perlu kekompakan tim untuk bisa menang, ” ulasnya.
“Yang saya herankan sampai saat ini KONI Sumbar belum mau memanggil Cabor untuk mempertanyakan target dan lain-lain menyangkut persiapan Cabor menghadapi PON Aceh-Sumut nanti, dan satu lagi sampai saat ini KONI Sumbar belum mengadakan Raker. Padahal Raker ini sangat penting dilaksanakan, ” sambungnya.
Ia juga sangat menyesal dengan diam nya Pengprov Cabor yang ada di Sumbar menanggapi perihal belum adanya Raker dan Pelatda untuk menghadapi PON nanti.
“Saya heran dengan Pengprov Cabor yang diam dengan hal ini. Padahal ini demi kemajuan olahraga Sumbar kedepan, tetapi mereka bereaksi dengan ini, atau mereka takut ” Gadang Sarawa” , “ujar Feri dukun pangilan Seprinaldi.
Hal yang sama juga disampaikan Sekum PGSI Sumbar, Ilmarizal heran dengan KONI Sumbar yang diam seribu bahasa. Padahal PON semakin dekat.
“Yang saya herankan semenjak selesai Pra PON dan Porwil kami dari Pengprov Cabor belum di panggil perihal persiapan atlet untuk menghadapi PON nanti, ” terangnya.
Dia menambahkan, memang KONI Sumbar memberikan uang saku kepada atlet sebesar Rp 2 juta perbulan, namun apakah cukup hanya dengan uang segitu bagaimana persiapan mereka itu Pengprov yang tahu.
“Saya tekankan bahwa yang punya atlet Pengprov bukan KONI maka dari itu sebaiknya KONI juga membicarakanya dengan Pengprov perihal persiapan atlet untuk PON nanti, ” pungkas Ilmarizal. (Tim)