Kiper PSIS Semarang, Jandia Eka Putera tak dapat menahan sedihnya melihat mantan klub yang membesarkanya balik lagi degradasi ke liga 2. Usai pertadingan, Jandia tampak terduduk di bawah mistar gawang, sembari memandang rekan-rekannya SPFC berjalan menunduk. Pertandingan itu berakhir 2-0 buat kemenangan tuan rumah PSIS.
Pemain yang lahir di Koto Tangah itu tak asing lagi dengan suporter tim Kabau Sirah. Sebab, sembilan tahun sudah memperkuat Semen Padang FC. Sebenarnya Jandia berkeinginan tetap berada di klub kebangaan urang awak itu. Namun, namanya dicoret sejak Syafrianto Rusli dipercaya sebagai coach SPFC.
Jam terbangnya sebagai kiper tak diragukan lagi, dia pernah memperkuat timnas ketika dipegang Nil Maizar. Begitu tenaganya tak dipakai klub urang awak, Jandi dipinang klub PSIS Semarang sampai saat ini.”Semen Padang adalah mantan klub dan yang membesarkan nama saya. Tapi, saya harus profesional, bekerja demi keluarga. Di mana jersey yang saya pakai, itu yang akan saya bela mati-matian,” ungkapnya dengan wajah sedih.
Meski tak lagi di SPFC, ikatan emosionalnya masih kuat. Buktinya, Jandia ikut larut dalam duka begitu mantan klubnya degradasi. Dia hampiri dan salami rekan-rekannya sembari memberi semangat agar kuat.” Bukan saya yang bikin Semen Padang degradasi. Tapi mau bagaimana saya harus profesional. Itulah sepakbola saya tak bisa bicara apa-apa lagi,” katanya.
Jandia berharap, agar Semen Padan g FC cukup satu musim saja di Liga 2. Karena bukan tempatnya di sana. Dia berdoa agar tim Kabau Sirah balik lagi ke Liga 1.” Mudah-mudahan nanti lebih baik lagi, kompetisi sekarang nasib saja kurang bagus dan belum dikasih rezeki oleh Tuhan. Saya berdoa tahun depan dapat bangkit lagi untuk kembali ke Liga 1. Karena ini satu-satunya klub kebangaan urang awak,” ucapnya mantan kiper PSP Padang itu. (almadi)