Padang-Gaya kolonial Belanda rupanya masih melekat di Kabupaten Solok, ini yang dirasakan mantan Ketua KONI Rudi Horizon. Dia tidak ada persoalan dengan Bupati, Epyardi Asda dan selama ini hubungannya harmonis, rupanya ada oknum yang coba mengadu dombanya. Alias Devide Et Impera bahasa Belanda.
“Saya dengan bupati baik-baik saja. Tidak ada masalah. Kok mereka coba mengadu domba saya. Apakah salah jika mundur dari jabatan Ketua KONI Kabupaten Solok,” ujar Rudi Horizon yang juga mantan atlet Kempo Sumbar, Minggu (28/11/21).
Figur Rudi Horizon alias Rudi Cader disebut-sebut berpeluang besar menduduki posisi Ketua KONI Kota Solok priode empat tahun mendatang. Sebelum dia menyatakan maju sebagai calon di Kota Solok, pengurus Perkemi itu telah melayangkan surat pengunduran dirinya ke KONI Sumbar dan Bupati Kabupaten Solok, tanggal 5 November 2021.
Alasannya sederhana, menurut putra kelahiran Kota Solok itu, pengunduran dirinya, tak lepas dari rasa tanggungjawab sebagai ketua organisasi.“Langkah ini saya ambil demi masa depan atlet dan keberlangsungan olahraga di Kabupaten Solok. Ada 36 cabor yang bernaung di bawah KONI,” katanya.
Rudi menyadari, kalau dia juga sebagai Ketua KONI pembinaan atlet tidak akan berjalan maksimal. Karena ketiadaan anggaran KONI di tahun ini. “Mundur ini bagian dari tanggungjawab saya sebagai patriot olahraga. Lebih baik mundur daripada atlet teraniaya,” katanya.
Disinggung adanya keinginan bupati Epyardi Asda agar anggaran KONI diperiksa oleh pihak berwenang. Rudi Cader menyebutkan dengan senang hati silahkan periksa oleh pihak terkait.”Setiap tahun kita selalu melakukan audit dan diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hasilnya tidak ada temuan, karena dalam kepengurusan KONI terdapat orang Inspektorat,” katanya.
Selain itu, kata Rudi setiap pengeluaran keuangan dari KONI Kabupaten Solok kepada cabang olahraga selalu non tunai. Jadi dimana terdapat penyelewengannya.” Saya paling takut berurusan dengan hukum apa lagi menyangkut dana APBD,” jelasnya.
Untuk merusak nama baiknya selaku tokoh olahraga di Solok memang tak ada cara lain. Rudi Cader harus dihabisi melalui fitnah dan diadu domba dengan bupati. Namun, cara seperti tersebut tidak digubris oleh bupati, karena Epyardi Asda bukan orang bodoh. (almadi)