Indeks
Ekobis  

Ketua KADIN Buchari Bachter: Kemajuan Pendidikan Vokasi Solusi Perekonomian Sumbar Kedepan

Padang — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sumatera Barat, Ir. Buchari Bachter, MT mendukung penuh agar pendidikan vokasi dalam memajukan perekonomian Sumbar lebih ditingkatkan lagi.

“Keberadaan sekolah vokasi merupakan salah satu arus utama dalam mencetak tenaga terampil yang siap kerja, baik itu sebagai karyawan, maupun sebagai wirausahawan. Untuk itu, penyelenggaraan pendidikan kejuruan dan vokasi, baik ditingkat SMK maupun perguruan tinggi lebih gencar lagi mensosialisasikan pentingnya pendidikan vokasi,” kata Buchari Bachter.

Hal itu disampaikan Ketua Umum KADIN Sumbar, Buchari Bachter disela-sela kunjunganya ke SMKN 8 Padang, salah satu sekolah kejuruan yang menerapkan Teaching Factory (TEFA), Kamis (15/8/2024).

Menurutnya, keberadaan TEFA di SMKN 8 Padang yang merupakan salah satu sekolah vokasi di Sumatera Barat yang fokus pada produk kriya, antara lain kriya tekstil, kriya logam dan kriya kayu perlu diperbaharui karena penerapan TEFA berfokus pada pembelajaran praktis dan kontek produksi bisnis sesuai dengan tuntutan industri saat ini dan masa depan.

Buchari Bachter yang sehari-harinya Direktur Utama PT Balairung Citrajaya Sumbar menjelaskan bahwa sekolah sekolah vokasi berperan dalam memajukan perekonomian Sumbar, karena melalui sekolah vokasi dapat menghasilkan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi dan produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi.

“Pendidikan vokasi memiliki 2 pilar utama, yakni pendidikan dan pelatihan. Kedua hal itulah yang menjadikan pendidikan vokasi dinilai memiliki potensi yang besar dalam menyokong pembangunan ekonomi yang tengah digalakkan oleh pemerintah,” terangnya.

Oleh karena itu, pendidikan vokasi menjadi berbeda dengan pendidikan akademik biasa, sebab adanya unsur pelatihan yang lebih besar dibandingkan teori dalam pendidikan vokasi.

“Pendidikan akademik non vokasi mengarahkan pelajar atau mahasiswa untuk belajar dengan bobot 60 persen teori dan 40 persen praktik. Sementara itu, pendidikan vokasi membekali pelajar atau mahasiswa dengan komposisi kurikulum 60 persen teori dan 40 persen praktik,” ungkapnya.

Dikatakanya, penyerapan lulusan vokasi di dunia industri terus merangkak naik, sekitar 80 hingga 90 persen lulusan vokasi berhasil diserap oleh industri, namun di Sumbar animo untuk masuk sekolah SMK tidak ada perkembangan yang lebih baik.

Dalam kesempatan itu juga dikatakanya menciptakan calon tenaga kerja yang berdaya saing tinggi kata kuncinya adalah pendidikan vokasi. (mardi)

Exit mobile version