Malang – Pembangunan infrastruktur secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air selama 4 tahun terakhir menjadi pondasi untuk lompatan kemajuan Indonesia di masa depan. Ketersediaan infrastruktur menjadi modal Indonesia meningkat sebagai negara maju, dan tidak terperangkap sebagai negara berkembang saja atau “middle income trap”.
“Pemerintah sedang bekerja keras untuk membangun Indonesia maju. Maju di bidang ekonomi, politik dan sosial budaya, dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam orasi ilmiahnya pada acara Wisuda Sarjana dan Pasca Sarjana ke-83 periode III tahun 2018 yang diikuti oleh 2.158 wisudawan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Sabtu 25 Agustus 2018.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ketua Badan Pembina Harian UMM Malik Fajar, dan Rektor UMM Fauzan.
Menurut Menteri Basuki, pembangunan infrastruktur tidak lagi terkonsentrasi di Pulau Jawa, namun pembangunan dari pinggiran menjadi Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Pemerintah membangun waduk, jalan, jembatan, rumah, prasarana sarana air minum dan sanitasi, pelabuhan dan bandara di wilayah-wilayah terpencil, pedesaan, pinggiran dan perbatasan.
“Ini dilakukan semata-mata karena Bapak Presiden Joko Widodo ingin memperjuangkan rasa keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, memperkokoh persatuan Indonesia, memperkuat interaksi sosial dan budaya antar daerah,” ujar Menteri Basuki.
Berbagai capaian yang sudah diraih bangsa Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil diatas 5%, menurunnya angka pengangguran dan jumlah masyarakat miskin, serta rendahnya tingkat ketimpangan berdasarkan indeks Gini Ratio adalah momentum yang harus dijaga. Oleh karenanya penyelesaian berbagai proyek infrastruktur terus dilakukan dengan didukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai fokus utama Pemerintah tahun 2019.
Menteri Basuki mengatakan pentingnya pembangunan infrastruktur, bukan semata untuk kepentingan pembangunan ekonomi, apalagi sekedar popularitas dan elektabilitas. Pembangunan infrastruktur adalah untuk memupuk persatuan, persaudaraan dan rasa
keadilan dalam berbangsa dan bernegara.
*Pesan Bagi Gen Muda dan Peninjauan Rusunawa UMM*
Menteri Basuki juga menyampaikan _corporate culture_ insan PUPR, yang diharapkan dapat menginspirasi para wisudawan di dunia kerja. “Pintar saja tidak cukup, harus punya akhlakul karimah. Karena dalam bekerja sebagai team work. Keberadaan kalian di dalam tim harus membuat orang nyaman, aman dan bermanfaat bagi tim, bukan sebaliknya. Disamping itu juga harus profesional, berani dan kuat,” pesan Menteri Basuki.
Kontribusi generasi muda bagi masa depan Indonesia sangat penting. Keberhasilan lompatan kemajuan bergantung pada daya juang, kreativitas dan dedikasi dari generasi muda.
Usai memberikan orasi ilmiah, Menteri Basuki menerima penghargaan sebagai warga kehormatan UMM ditandai dengan pengenaan jaket almamater UMM berwarna merah.
Selanjutnya Menteri Basuki mengunjungi lokasi pembangunan Rumah Susun (Rusun) Mahasiswa UMM yang menggunakan anggaran Kementerian PUPR. Rusun empat lantai ini memiliki 50 unit kamar termasuk 2 unit difable dengan kapasitas tampung 196 mahasiswa.
Pembangunan Rusun juga telah memperhatikan kenyamanan penghuni dengan tersedianya fasilitas kursi, meja belajar, lemari, jalan lingkungan, listrik dan air. Biaya pembangunan senilai Rp 12,2 miliar dan ditargetkan rampung pada September 2018.
“Pembangunan Rusun harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Bangunan yang tidak berkualitas justru akan lebih mahal perbaikannya,” tegas Menteri Basuki.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Ketut Darmawahana, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Saroni Sugiarto dan Kepala Biro Komunikasi Publk Endra S. Atmawidjaja. (*)i