PADANG – Setelah ditetapkan sebagai Kampung KB Percontohan Provinsi Sumatera Barat, sekarang Berok, Kelurahan Gunung Pangilun dilirik nasional. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo pun meyempatkan diri berkunjung ke Kampung KB tersebut, Kamis (25/07/2019) petang.
“Saya agak surprise, ternyata ada kampung di tengah kota yang dulunya disebut tertinggal. Kenyataannya sekarang kesan tetinggal itu tidak terlihat lagi,” kata Hasto membuka sambutannya.
Bupati Kulon Progo yang belum sebulan dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala BKKBN itu mengapresiasi tokoh masyarakat dan warga setempat. Menurutnya, jika tokoh masyarakat berperan aktif menumbuhkan kesadaran warga, niscaya kampung KB akan menjadi kampung sejahtera.
“Peran tokoh masyarakat sangat menentukan tumbuhnya kesadaran warga untuk terlepas dari ketertinggalan, sehingga kampung ini akan jadi kampung sejahtera,” sebut Hasto.
Sesuai latar belakangnya, dokter ahli kebidanan, Hasto juga menyampailan pesan-pesan terkait kesehatan ibu hamil dan janin. Dia juga berharap warga di kampung KB lebih memperhatikan kesehatan keluarga, karena kesejahteraan berawal dari kesehatan.
“Karena ilmu saya kebidanan, saya lebih cenderung memperhatikan bagaimana calon bayi dan ibunya sehat. Diawali dengan itu, maka anak-anak yang lahir akan sehat dan tidak stunting,” paparnya.
Hasto dalam kesempatan ini didampingi Kepala BKKBN Perwakilan Sumatera Barat dan jajaran.
Sementara itu, tokoh masyarakat yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Gunung Pangilun, M. Nazir menuturkan dari awal pembentukan wilayah RW 12, Berok menjadi Kampung KB. Diceritakan, kampung itu dulu bertolak belakang dengan kondisi wilayah sekelilingnya. Minim infrastruktuk dan fasilitas lainnya. Kondisi warga rata-rata prasejahtera.
Lebih lanjut dikatakan Nazir, Pemerintah Kota Padang mendorong terbentuknya Kampung KB. Hal itu disikapi lurah dan camat bersama tokoh masyarakat untuk melakukan intervensi di wilayah tertinggal yaitu Berok.
“Awalnya kami bersama lurah melakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran warga. Lambat laun warga mulai menunjukkan sikap kooperatif dan setuju dilakukan pembenahan terhadap jalan dan drainase serta kebutuhan fasilitas pos kesehatan dan literasi,” papar Nazir.
Singkatnya, kampung KB Berok setelah terbentuk, mulailah dilakukan intervensi permbenahan dan revitalisasi lingkungan oleh lintas sektor. Dalam dua tahun, kegiatan fisik maupun pemberdayaan di kampung itu terus menggeliat, bahkan wajah Berok jauh berubah dengan kondisi sebelumnya.
“Nama Kampung KB Berok akhirnya mencuat di tingkat provinsi dan nasional. Tidak sedikit pula orang dari daerah lain melakukan studi tiru kesini, bahkan petinggi nasional dari BKKBN juga mengunjungi kampung kami ini,” tukasnya.(rizki)