Sumbar  

Kepala BKKBN Sumbar Apresiasi TPPS Pasaman Gelar Rapat Koordinasi pertama di Sumbar

 

PASAMAN-Pemerintah Kabupaten Pasaman menargetkan pada 2024 penurunan angka stunting di daerah itu sesuai dengan target pemerintah pusat yang menargetkan 14℅ . Maka dari itu Pemkab Pasaman merupakan satu-satunya kabupaten dan kota di  yang memulai rapat koordinasi TPPS pertama di Sumbar.

“Tidak mudah namun harus kita upayakan dengan kerja sama semua pihak,” kata Wakil Bupati Pasaman Sabar AS di Lubuk Sikaping dalam rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting, Selasa (16/5/2023).

Menurutnya upaya penurunan angka stunting itu diantaranya dengan melengkapi sarana pelayanam kesehatan, kebersihan sanitasi dan sosialisasi makanan bergizi kepada masyarakat.

“Semua pihak terutama tenaga kesehatan harus serius untuk mengurangi angka stunting ini. Kita ingin generasi Pasaman kedepannya adalah generasi sehat, cerdas dan produktif,” katanya.

Ia menyebutkan pihaknya juga bekerja sama dengan Baznas Kabupaten Pasaman dalam rangka menjadi bapak asuh.

Berbagai kegiatan dan lokakarya diikuti secara virtual oleh Pemerintah Daerah Pasaman  dan seluruh OPD terkait yang tergabung dalam tim koordinasi pencegahan stunting di Pasaman Barat.

Ia berharap semua OPD, camat maupun wali nagari atau kepala desa dapat memberikan dukungan penganggaran yang memadai dan lebih kreatif dalam mencari sumber pendanaan.

Selain itu, perlu adanya dukungan dan kerjasama intens dari semua pihak, agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

“Saya berharap, strategi komunikasi yang sudah disusun dapat dilaksanakan dan diterapkan oleh masing-masing pemangku kepentingan,” tegasnya.

Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati mengatakan, saat ini capaian angka prevalensi stunting provinsi masih di atas nasional (21,6 %). namun target yang ditetapkan p merintah pusat 14 persen pada tahun 2024. Menyikapi waktu yang kurang dari 2 tahun lagi intervensi apa yang sudah dilakukan tahun 2023 agar target 14 % dapat dicapai 2024.

“Strategi yang perlu kita optimalkan adalah:
menurunkan prevalensi stunting
meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkelurga menjamin pemenuhan asupan gizi memperbaiki pola asuh meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
meningkatkan akses air minum dan sanitasi, ” ujarnya.
Ada 5 kegiatan prioritas, kata Fatmawati pada rencana aksi nasional, yaitu:
penyediaan data keluarga beresiko stunting
pendampingan keluarga beresiko stunting
pendampingan calon pengantin/pus
surveillans keluarga beresiko stunting
audit kasus stunting
“Intervensi stunting harus kita mulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon pengantin, pastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja, tidak anemia, tidak melakukan pernikahan dini, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. semua itu harus terencana sejak dari remaja,” ulasnya.
Kemudian calon pengantin pastikan telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat, pemantauan kepada Ibu hamil sampai punya anak baduta dapat dilakukan agar masa emas 1.000 hari pertama kehidupan berjalan optimal, keluarga yang memiliki pasangan usia subur pasca persalinan agar mendapatkan pelayanan KB, pastikan balita mendapatkan ASI ekslusif
“Tentunya semua daya upaya harus kita lakukan Sumbar terkhusus Kabupaten Pasaman kaya akan  sumber daya terutama pangan, hasil pertanian, pertenakan dll. Diperkuat dengan adanya lintas sektor, mitra kerja CSR bahkan orang-orang individu yang mampu bisa membantu percepatan penurunan stunting, ” pungkasnya. (Naldi)