Jakarta – Pemerintah sejak jauh hari telah mempersiapkan penanganan arus mudik lebaran tahun ini yang akan jatuh pada tanggal 15-16 Juni 2018. Dalam rangka persiapan tersebut telah dilakukan rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Selasa, (30/1/2018).
Di Pulau Jawa, arus mudik lebaran mayoritas akan tetap banyak melintas di Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa dan Tol Trans Jawa. Kondisi jalan dipertahankan tidak ada lubang dengan pemeliharaan rutin jalan tetap dan dihentikan sementara jelang arus mudik untuk mengurangi kemacetan. Beberapa titik kemacetan juga diantisipasi seperti pada ruas Semarang – Demak yang kerap menghadapi ancaman Rob. Kementerian PUPR telah melakukan pembangunan tanggul pantai di Pantai Utara Kota Semarang dari Kaligawe – Genuk sepanjang 2,2 km dan disiagakan 10 pompa untuk kondisi darurat.
Beroperasinya 4 flyover yakni flyover Klonengan dan Kesambi di Kabupaten Tegal, serta flyover Kretek dan Dermoleng di Kabupaten Brebes pada tahun 2017 lalu akan sangat membantu mengurangi antrian kendaraan dan mempersingkat waktu tempuh pemudik dari Pantura menuju arah Purwokerto. Dengan adanya 4 flyover itu kemacetan parah akibat adanya perlintasan sebidang kereta dapat terurai.
Jalan tol diperkirakan masih menjadi primadona para pemudik untuk kembali ke kampung halamannya. Kementerian PUPR bersama dengan Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Jalan Tol terus berupaya menyelesaikan pembebasan lahan dan konstruksi Tol Trans Jawa. Saat ini pengguna jalan dari Jakarta menuju Semarang masih keluar di Tol Pejagaan – Pemalang yakni di Gerbang Tol Brebes Timur.
“Ditargetkan Tol Trans Jawa pada akhir 2018 bisa tersambung dan beroperasi. Progres pembebasan tanahnya cukup baik, tinggal percepatan konstruksinya kita lakukan. Untuk arus mudik lebaran bulan Juni 2018 beberapa ruasnya sudah bisa fungsional,”kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Beberapa ruas tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Pasuruan ditargetkan bisa selesai dan diresmikan sebelum Juni 2018 yakni ruas Pejagan – Pemalang akan beroperasi penuh sepanjang 57,50 km dengan selesainya Seksi 3 dan 4 (Brebes Timur – Pemalang). Kemudian ruas Solo – Ngawi juga beroperasi penuh sepanjang 90,42 km dan Ngawi – Kertosono untuk Seksi I – Seksi 3 mulai dari Ngawi hingga Wilangan sepanjang 49,45 km dari total panjang 86,9 km.
Sementara untuk ruas tol lainnya yang masih tahap penyelesaian konstruksi, antara lain Pemalang – Batang (33,2 km), Batang – Semarang (75 km), Semarang – Solo Seksi 4 dan 5 dari Boyolali – Kartosuro (32,54 km), Ngawi – Kertosono Seksi 4 Wilangan-Kertosono (37 km) ditargetkan sudah fungsional dilewati kendaraan dengan kondisi perkerasan beton. Total ruas fungsional di Tol Trans Jawa sepanjang 178 km.
*Tol Trans Sumatera*
Sementara untuk Tol Trans Sumatera, pada 21 Januari 2018, Presiden Joko Widodo telah meresmikan 14 km dari 140 km jalan tol Bakauheni –Terbanggi Besar di Provinsi Lampung. Sebelum Juni 2018, ditargetkan beberapa ruas Tol Trans Sumatera akan operasional dan beberapa ruas lainnya bisa fungsional dilalui pada arus mudik lebaran 2018.
Pada bulan April 2018 Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) seksi 1 Tanjung Morawa-Parbarakan (10,75 km) akan bisa dioperasikan. Ini akan melengkapi Seksi 2-6 Kualanamu-Sei. Rampah (41,6 km) yang diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden RI Joko Widodo bersama Tol Medan-Binjai seksi 2-3 (10,5 km) pada 13 Oktober 2017 lalu.
Seksi 1 Tol MKTT akan tersambung dengan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) (34 km) yang dikelola oleh PT. Jasa Marga yang telah beroperasi sejak tahun 1986. Tol Medan-Binjai akan beroperasi penuh dengan akan beroperasinya Seksi 1 Jalan Veteran – SS Helvetia (3,25 km)
Sementara itu terdapat 140 km Tol Trans Sumatera yang fungsional yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 1 – Paket 4 (126,78 km) dan Palembang – Indralaya seksi 2 dan seksi 3 (14,18 km). (*)