Matahari siang perlahan mulai mencapai puncak. Hawa panas pun dirasakan oleh warga Kota Bukittinggi pada siang itu. Padahal Bukittinggi terkenal dengan kota berhasa sejuk, karena berada di antara Gunung Merapi dan Gunung Singgalang.
Namun suasana berbeda dirasakan ketika berada di sekitar area Kapatoman Cafe yang berada di wilayah Tabiang Takuruang tak jauh dari Ngarai Sianok.
Hawa sejuk yang dihembuskan angin ditambah hijaunya pemandangan sekitar serta bunyi air sungai yang merdu disamping cafe membuat suasana menjadi tenang dan tentram.
Ditambah lagi menu makanannya yang cukup menggoda selera dengan menu khas minuman Teh Talua Tapai, membuat pengunjung yang datang menjadi ingin kembali kesana.
Rinda Yani, salah seorang pegawai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Sumatera Barat pun juga merasakan hal demikian. Ia menyempatkan berkunjung ke cafe tersebut disela sela waktu istirahat siang gun melepas lelah sekaligus refresh kembali pikiran karena kesibukan kerja yang menggurita.
Tak banyak memang pengunjung yang datang ke cafe tergolong unik itu pada jam kerja. Hanya beberapa orang saja yang juga datang mendambakan suasana serupa. Sehingga tak pelak ketenangan pun dirasakan wanita muda yang memiliki anak satu ini tatkala berkunjung ke cafe yang bernuansa alam tersebut.
“Saya sengaja menyempatkan diri berkunjung ke sini. Karena suasana disini sejuk, tenang dan nyaman untuk bersantai sekaligus menyegarkan pikiran,”tuturnya.
Rinda Yani pun mengakui, konsep replika kapal yang berada di kawasan lembah yang dibuat pada Kapatoman Cafe sangatlah bagus. Bahkan mungkin konsep seperti ini masih baru dan satu satunya ada di Sumbar.
Satu lagi cafe dengan konsep replika kapal yang ia tahu dan pernah coba ada di salah satu pantai yang berada di Pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung dengan menu andalan seafood.
Wulan owner cafe mengatakan konsep kapal yang dibuat merupakan konsep baru untuk menarik wisatawan, agar bisa merasakan suasana baru, mendapatkan ketenagan, serta balik dari sini sudah fresh kembali.
Ia menyampaikan, pendirian cafe ini merupakan ide dari suaminya.”Ini semua suami yang merancang. Suami yang mengelola. Konsepnya mungkin terinspirasi dari Nabi Nuh kali ya membuat kapal di atas Bukit,”ujar wanita muda yang baru memiliki momongan ini.
Ia pun mengakui bujet yang dikeluarkan untuk mendirikan Kapatoman Cafe lumayan mahal. Namun cukup berbanding dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung kesana.
“lumayanlah investasi yang dikeluarkan. Tapi kami puas dengan hasil yang diperoleh,”bisiknya tanpa memberitahu bujet pasti mendirikan Kapatoman Cafe.
Ia menyarankan apabila ingin berkunjung ke kapatoman dikala weekend atau libur khusus seperti lebaran atau hari besar lainnya, sebaiknya pengunjung datang lebih pagi.
“Kalau datang kesini lebih pas weekend atau liburan bagusnya datang pagi,karena masih relatif ramai. Jika sudah lewat waktu zuhur, sudah padat baget pengunjungnya,”saran Wulan.