SURABAYA-Tim Persikopa Pariaman gagal meraih piala Soeratin 2024 setelah di final kalah lewat adu pinalti 5-6 atas Batavia FC. Wakil DKI tersebut memboyong piala usia 17 Tahun itu.
Pertandingan final Persikopa vs Batavia FC di Lapangan Sepak Bola Gelora 10 November Surabaya, provinsi Jawa Timur, Sabtu sore (3/2/2023), harus dtentukan melalui adu penalti.
Setelah berjibaku 2 kali 40 menit, para pemain Persikopa mampu meladeni permainan cepat Batavia FC. Jalannya pertandingan cukup ketat dengan jual beli serangan yang diperlihatkan oleh anak anak berbakat U-17 dari kedua tim.
Di menit-menit awal babak pertama, Persikopa sempat unggul lewat gol yang diciptakan Nabil, pemain bernomor punggung 26. Namun, keunggulan itu tak berlangsung lama.
Batavia FC lewat serangan balasan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Hasil imbang ini bertahan sampai peluit panjang ditiup wasit. Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan masa tambahan waktu atau extra time. Tak ada gol tambahan tercipta, sehingga pertandingan pun harus dilanjutkan dengan adu pinalti.
Dalam adu tos tosan ini, 4 pemain Persikopa berhasil menjebol gawang Batavia FC. Satu pemain tendangannya membentur tiang gawang. Sementara di pihak Batavia FC, 5 pemain Batavia FC sukses melesakkan gol ke gawang yang dijaga kiper Persikopa. Drama pun berakhir dengan skor akhir 6-5 untuk kemenangan DKI Jakarta.
Perjuangan Persikopa mendapat dukungan langsung dari Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman Roberia, Ketua DPRD Kota Pariaman Harpen Agus Bulyandi, Ketua KONI Kota Pariaman Edison Trd, serta sejumlah kepala OPD.
Selain itu, ikut juga menyaksikan langsung pertandingan, mantan Wali Kota Genius Umar dan istri, serta Pengurus Gebu Minang Jawa Timur dan PKDP Jawa Timur dan para perantau Minang.
“Kami mengapresiasi perjuangan para pemain, setelah berjuang sampai babak tambahan, semua pemain telah menampilkan penampilan terbaik, walaupun hasilnya belum berpihak kepada kita. Sehingga kita harus puas di posisi kedua atau runner-up,” ujar Roberia.
Ia memuji perjuangan para pemain pelatih dan official yang berjuang mati-matian. Walau ada beberapa yang jatuh sakit, sampai ada pemain yang dipukul ketika ricuh melawan wakil Papua, tetapi dapat terus berjuang sampai titik darah penghabisan, sehingga Persikopa dapat sampai ke babak final
“Kita sudah membuat sejarah dengan menembus final, tetapi belum rezeki kita (juara). Jangan patah semangat, kalian sudah melakukan terbaik, bahkan salah satu pemain kita M Rizal dipanggil untuk Timnas, dan kita juga ditawari TC oleh DKI Jakarta,” ungkap Roberia.
Ia secara khusus mengapresiasi Pelatih Alan Martha dan David Ardhi serta jajaran, yang telah menggunakan berbagai strategi untuk meracik permainan yang dijalankan oleh para pemain dengan baik.(almadi/*)