Padang – Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumatera Barat (Sumbar) adakan Orientasi Pengurus Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat Tahun 2018 di Aula Gubernur Sumbar, Rabu (31/10/2018).
Turut menghadiri Ketua PKK Sumbar, Ny. Nevi Zuairina Irwan Prayitno, Wakil Ketua PKK Sumbar, Ny. Wartawati Nasrul Abit, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Sumbar, Nasril Ahmad, dan 250 orang peserta PKK.
Keberhasilan program PKK terletak dari adanya beberapa pelatihan. Disamping itu, orientasi juga bertujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi sesama anggota PKK Kecamatan dan Kabupaten/Kota se-Sumbar.
“Adanya orientasi diharapkan tim penggerak PKK dapat memperoleh informasi mengenai dana desa dan beberapa program yang akan diselenggarakan nantinya,” ujar Nevi.
Dalam kesempatan itu, Kepala Divisi Tropik dan Infeksi Bagian Penyakit Dalam RSUP M. Jamil Padang, dr. Armen Ahmad yang menjadi narasumber mengatakan akibat dari narkoba salah satunya sex bebas.
Sumbar tercatat sebagai peringkat ke 3 pemakai narkoba terbanyak di Indonesia. “Pengguna narkoba paling banyak berusia 15-24 tahun yang berasal dari kalangan ekonomi atas sampai bawah,” ujar Armen.
Selain sex bebas yang menjadi akibat dari narkoba, daya ingat dan konsentrasi juga merupakan dampak yang ditimbulkan. “Pemakaian narkoba, apalagi dalam jangka panjang, akan mempengaruhi sistem otak dan jaringan tubuh,” ujarnya.
Selain narkoba, Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) juga merupakan kasus yang sedang marak saat ini. “LGBT sudah ada sejak kaum Nabi Luth AS, namun pada saat itu namanya biseksual,” ujar Armen.
Armen juga mengungkapkan, nama LGBT dipakai sejak tahun 1990, yang mana sebelumnya merupakan komunitas Gay.
Penyakit yang ditimbulkan dari LGBT bisa berujung pada HIV. Penderita HIV paling banya berusia 20-30 tahun. “Dari tahun ke tahun penderita HIV terus meningkat yang mana penyebabnya mereka tidak langsung berobat,” ujarnya.
Faktor pendorong pemakai narkoba dan LGBT hampir sama. Misalnya kurang harmonisnya hubungan keluarga, lingkungan yang rawan narkoba dan LGBT, tekanan kelompok sebaya, ingin tampil menonjol, dan menghilangkan rasa bosan dan stress.
“Narkoba dan LGBT bisa dicegah dengan ketahanan keluarga,” tutupnya.(ridho)