Gerakan “Kakak Asuh” Komunitas Tenis TSW-IM disambut baik oleh IMTC di Bali

Bali — Komunitas Tenis TSW-IM (Tennis Sama Wandi-Iahman Moerid) menyalurkan bantuan pendaftaran gratis kepada beberapa petenis yunior Indonesia yang membutuhkan di Kejuaraan Nasional Tenis Yunior Piala IMTC (Irawati Moerid Tennis Competition) Pelti Buleleng, yang dilaksanakan tanggal 28 Oktober – 2 November 2024 di Bali.

Iswandi Ramadhan (Wandi) selaku founder TSW-IM mengatakan “Penghormatan terbesar bagi Wandi untuk mendukung adek-adek yunior untuk bisa berkompetisi di IMTC yang Tante Ira bikin, kebetulan Wandi dan Om Iahman bekerjasama di dalam klub tenis komunitas TSW comunity (yang mana sekarang menjadi TSW-IM) Wandi tergerak hati nurani untuk ingin ikut menjadi “kakak asuh” yang di-ide-kan oleh Om Iahman untuk para calon petenis yunior potensial bangsa yang membutuhkan dana pendaftaran dengan syarat tertentu, yaitu yang benar2 berprestasi dan sekiranya harus dibantu dari segi ekonomi, saat ini Wandi hanya bisa membiayai pendaftaran beberapa adek-adek yunior saja, Tapi Wandi yakin jika kita bersatu dengan para sahabat komunitas menyisihkan pendapatan kita bisa menciptakan pemain tennis yang handal. Wandi percaya suatu saat nanti kita akan memiliki petenis nasional yunior hebat yang akan menggantikan pemain senior Indonesia, karena rajin ikut pertandingan terus menerus akan mengasah mental” papar Wandi.

Mekanisme yang di terapkan oleh Wandi adalah menyisihkan 10% pendapatan di klub tennisnya berbasis collective pendapatan dari MaBar (Main Bareng) dan LaBar (Latihan Bareng) bersama komunitas TSW-IM.

Iahman Moerid , selaku Sekjen IMTC sekaligus mitra di komunitas TSW-IM itu sendiri mengungkapkan ” Banyak di luar sana pemain berbakat namun kurang biaya karena terhadang oleh keadaan keuangan yang pas2an, bukan rahasia umum lagi IMTC memberikan pendaftaran dan akomodasi gratis bahkan transportasi dari kocek pribadi IMTC kepada puluhan anak, namun kami memiliki keterbatasan dana. Kita harus aware fakta yang terjadi di lapangan, yaitu banyaknya anak-anak yunior berbakat tapi suka absen ikut pertandingan, tentu impact nya banyak pemain yang seharusnya punya peringkat bagus tapi malah justru ranking(peringkat)di bawah.
Otomatis kebanyakan yang punya peringkat adalah adik-adik yunior yang Alhamdulillah dari keluarga yang berkecukupan karena sanggup ikut pertandingan sana-sini atau adik-adik yang disponsori oleh bapak angkat/orang tua asuh mereka. Oleh sebab itu saya menggagas gerakan “Kakak Asuh komunitas” semoga hal ini bisa menjadi pilot project dengan para sahabat klub komunitas lainnya di Indonesia. Mengingat banyaknya komunitas yang sudah mencintai tenis, harapan besar saya komunitas juga mencintai adik-adik bangsa juga yang perlu dibantu dari segi ekonomi namun yg berprestasi . Saya ingin ada ikatan kuat antara kakak asuh dan adik asuh yang tidak hanya sekedar memberikan biaya pendaftaran, namun juga berkomunikasi dan monitor via WA, medsos atau telpon dengan adik asuh, memberikan spirit dan dukungan moril. Layak nya kakak beradik umumnya”

Irawati Moerid selaku Founder IMTC menyambut hal ini dengan suka cita, karena memang pertandingan membutuhkan dana untuk menguji mental pemain muda yaitu lewat pertandingan-pertandingan yunior nasional. Seperti jargonnya biasanya “Tidak Ada Juara Tanpa Kompetisi”

Ira juga sepakat dengan Wandi bahwa jika klub komunitas kompak membantu adik-adik yang membutuhkan, maka Ira tidak akan heran jika kedepan nantinya anak-anak bangsa yg khususnya berbakat bisa sustain (berkelanjutan) mengikuti pertandingan-pertandingan yunior nasional, dan jika dana komunitas tersebut terkumpul nantinya tidak semata-mata untuk di pertandingan IMTC saja, namun diperuntukan para sahabat penyelenggara pertandingan yunior lainnya.

Irawati menerangkan alasannya dengan sistematis mengapa penting sekali anak yang berbakat yang potensial jangan sampe absen pertandingan “Yang penting anak2 bangsa berprestasi tersebut harus ikut pertandingan dimanapun, siapapun penyelenggaranya, karena suka tidak suka yang terbaik pasti akan di seleksi di kelompok umur masing masing, dan dasar pertama seleksi menggunakan peringkat PNP (peringkat Nasional Pelti).
Dengan adanya komunitas ini anak2 yang kurang biaya tapi berprestasi tetap punya kans (kesempatan) juga biar bisa masuk di jajaran peringkat PNP yunior nasional,mereka harus rajin ikut pertandingan TDP (Turnamen Di akui Pelti)

Ira menambahkan “amanat dari komunitas TSW-IM ini akan specific kami salurkan kepada anak yunior yang benar2 terkendala biaya tetapi berpotensi menjadi petenis nasional kedepannya.
Meski baru mulai dari hal yang kecil yaitu pendaftaran,semoga kedepannya menjadi besar bergandengan tangan dengan Komunitas Tenis TSW-IM.
Bagaimamapun pelapis pahlawan bangsa olahraga tennis harus dibina dari sekarang, kita tidak bicara untuk sekarang, melainkan untuk 5-10 tahun yang akan datang ya”

Setelah 12 turnamen junior TDP di pulau Sumatra dan 11 turnamen di Pulau Jawa dalam kurun waktu lebih kurang dua tahun ini,IMTC memilih Buleleng sebagai daerah pertama dalam rangka pemerataan pertandingan ke Indonesia.Kejurnas IMTC-Pelti Babel ini akan berlangsung pada 28 Oktober sampai 2 November 2024 yang akan datang.
Satu diantara Visi Misi IMTC yaitu ingin mensupport lewat fasilitas kompetisi dalam membina bibit petenis bangsa tidak hanya di pulau Sumatra, Jawa dan Bali. Tapi ingin melakukan terobosan sampai ke pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. IMTC lagi menjajaki dengan para pengprov Pelti daerah. (mardi)