Daerah  

Forum Koordinasi Stunting, Sawahlunto Targetkan 2024 Angka Stunting Satu Digit

 

SAWAHLUNTO -Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto menggelar Forum Koordinasi Stunting dengan tema ‘Bersama Meningkatkan Kolaborasi dan Sinergitas untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kota Sawahlunto, Senin (24/7/2023) di Gedung Disperindag Kota Sawahlunto.

Hadir dalam Forum Koordinasi Stunting tersebut, Wakil Walikota Sawahlunto, Zohirin Sayuti, Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita , unsur Forkopimda, kepala OPD, camat Se Kota Sawahlunto, Kepala BUMN dan BUMD, Kepala Puskesmas se Kota Sawahlunto, Wali Nagari, ketua stunting Kecamatan dan Nagari , serta para tamu undangan lainnya.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Sawahlunto sekaligus Wakil Walikota Sawahlunto, H. Zohirin Sayuti dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Pembangunan Sumber Daya Manusia berkualitas merupakan Pilar bagi pencapaian visi Indonesia Tahun 2045 yaitu manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, damai dalam interaksi sosial dan berkarakter kuat, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya dan peradaban unggul.

“Kota Sawahlunto termasuk salah satu locus Prevalensi pencegahan dan penurunan angka Stunting di Sumatera Barat, dimana saat ini angka  Stunting di angka 13, 7 persen dibandingkan pada 2021 lalu Kota Sawahlunto masih di angka  21,1persen turun Prevalensi stunting sebesar 7,4 persen. Sedangkan target yang telah diberikan Presiden adalah dibawah 14 persen di tahun 2024, malah kita akan akan menurunkan menjadi satu digit yaitu 8 persen untuk tahun 2024,” tambah Zohirin.

Prevalensi stunting di Sawahlunto ini juga masih dibawah  rata-rata Provinsi Sumbar yang masih diangka 25,2 persen, artinya Sawahlunto yang paling rendah dibandingkan dengan seluruh kabupaten dan kota lain di Sumbar.

Ia menghimbau jajaran OPD dan pemerintah Desa serta Kelurahan agar dapat mempertahankan turunya angka Prevalensi stunting tersebut dengan tetap menjalankan program -program terkait.

“Jangan sampai setelah berhasil turun nanti membuat kita lengah lalu terjadi kenaikan, tidak boleh seperti itu. Makanya kita mengingatkan tolong, program -program penanganan stunting selama ini dipertahankan, kalau bisa ditingkat akan sehingga untuk persoalan stunting yang masih tersisa sekarang bisa semakin diturunkan, ” ujarnya.

Ia mengatakan persoalan stunting tidak boleh dianggap sepele atau dimasukan dalam hal-hal seremonial saja, karena menurunkan prevalensi stunting ini memiliki urgensi tinggi untuk membentuk generasi penerus yang sehat, kuat dan unggul.

Sementara itu Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita mengatakan semua pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menurunkan angka stunting dan mewujudkan impian untuk kesehatan masyarakat. Pihaknya ditargetkan mampu menurunkan angka stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

“BKKBN sebagai koordinator dan diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk menangani stunting ini. Untuk itu, kami berharap kepada semua pihak bekerjasama agar angka stunting menurun. Baik di Provinsi Sumbar maupun di Kota Sawahlunto. Intervensi yang kita lakukan sudah banyak, dimulai dari hulu hingga hilir. Remaja yang akan menjadi calon pengantin diberikan pemahaman tentang kesehatan, tidak menikah di usia muda,” tambah Nova Dewita. (Naldi)