Sumbar  

Dibuka Wagub Audy Joinaldy, BKKBN Sumbar Gelar Forum Koordinasi Stunting Tingkat Sumbar

 

 

PADANG-Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy membuka secara resmi Forum Koordinasi Stunting dengan tema “Bersama meningkatkan kolaborasi dan sinergitas untuk percepatan penurunan Stunting di Sumatera Barat” di Hotel Pangeran Padang, Selasa (11/4/2023).

Wagub Audy menyebut prolem stunting dan kemiskinan tinggi di wilayahnya. Dia menyebut kedua persoalan ini justru terjadi di wilayah-wilayah sentra sawit.
Audy menyebut penyebabnya, antara lain, karena kurangnya keragaman asupan makanan diwilayah-wilayah sawit tersebut. “Makan nasi lauknya mie instan, ” ujarnya.
Salah satu wilayahnya adalah Kabupaten Pasaman Barat yang menjadikanya wilayah paling tinggi angka stunting yakni sebesar 35,5℅. Walaupun angka kemiskinan ekstrem nya mengalami penurunan sebesar 0,76 persen. “Strategi yang kita lakukan dengan memastikan apakah pelaksanaan 8 aksi konvergensi tersebut sudah optimal dilakukan pada masing-masing daerah yang masih tinggi angka stuntingnya, ” kata Audy.

Sementara itu Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati, ST., M.Eng dalam   diwakili Sekretaris BKKBN Sumbar, Nova Dewita menuturkan, kegiatan ini dalam rangka melakukan upaya-upaya percepatan penurunan stunting secara umum di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumbar.

“Kita menyadari bahwa pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya sangat berkepentingan dengan suksesnya program pengendalian penduduk dan pemberdayaan keluarga,” jelas Nova.

Dia menjelaskan, jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan yang tinggi bila tidak diimbangi dengan kualitas hidup yang memadai, maka kesejahteraan yang berkeadilan akan sulit dicapai.

Berdasarkan awal tahun lalu hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, dirilis bahwa secara nasional angka stunting di Indonesia, alhamdulillah dapat diturunkan dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen. Terjadi penurunan sebesar 2,8 persen.

“Akan tetapi yang mengejutkan kita Provinsi Sumatera Barat angka prevalensinya mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2021 di angka 23,3 persen menjadi 25,2 persen,” beber Nova.

Hal ini tentu menjadi catatan dan sekaligus evaluasi bersama, sehingga forum ini dapat menjadi forum mendiskusikan, berdialog yang nantinya diharapkan dapat ditemukan strategi yang tepat untuk menurunkan angka prevalensi tersebut.

BKKBN Sumbar sendiri telah turun langsung ke lapangan, melakukan berbagai macam intervensi, dalam upaya penurunan stunting pada waktu yang telah berlalu. Sejumlah program dan langkah yang dilakukan di antaranya menggalakkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Selain itu BKKBN secara cukup intens mengajak secara bersama-sama berbagai institusi terkait untuk dilakukannya pertemuan, termasuk melakukan kegiatan yang secara parsial, seperti Audit Kasus Stunting (AKS) pada tahun 2022 yang lalu yang melibatkan lintas sektoral. (Naldi)