Monumen Merpati Perdamaian (Peace Dove Monument) yang berlokasi di taman Muaro Lasak, Kota Padang, Sumatera Barat, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 12 April 2016 lalu, ketika digelarnya latihan maritim berbagai negara yang digagas oleh TNI Angkatan Laut.
Seiring waktu, monumen merpati perdamaian tersebut menjadi salahsatu objek wisata kota Padang yang cukup ramai dikunjungi. Namun beberpa bulan belakangan, monumen yang berada di pinggir pantai tersebut terancam abrasi yang cukup memprihatinkan.
Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan Pemko Padang dan Pemprov Sumatera Barat, namun belum bisa secara maksimal melindungi monumen tersebut, bahkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V pun ikut membantu, akan tetapi monumen kebanggaan orang padang itu tetap saja terancam abrasi pantai yang mengintai setiap saat.
Puncaknya, Senin, (29/10), dari informasi yang berhasil di himpun oleh redaksi Sumbar Post dari warga dan laporan patroli Marinir TNI Angkatan Laut, abrasi pantai telah menenggelamkan pinggir monumen yang mengarah ke laut dan perlu ditangani segera.
Bereaksi cepat menyikapi hal tersebut, BWS Sumatera V, menyurati dan mengajak berbagai instansi terkait seperti Dinas PSDA Sumbar, Dinas PU Kota Padang, dan instansi pemerintah lainnya serta Komunitas Peduli Sungai (KPS) Sumatera Barat, untuk bersama-sama melakukan penanganan segera untuk menyelamatkan monumen tersebut.
Rabu, (30/10), BWS Sumatera V dan berbagai instansi pemerintah serta anggota KPS Sumatera Barat melakukan goro bersama yang juga dihadiri oleh pihak TNI Angkatan Laut, diantaranya, Dandenma Lantamal II, Kol Marinir Bambang Purnama, dan Kadispotmar Lantamal II, Letkol Erwin Desamanasohan. Bahu mereka menumpuk dan menyusun karung pasir serta tetrapot guna melindungi sementara monumen dari abrasi yang mengancam.
Kegiatan ini ditanggani oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Operasi dan Pemeliharaan SDA II, BWS Sumatera V, Heru Ramanda, Kabid Irigasi dan Rawa Dinas PSDA Sumbar, Safril Daus dan Kabid SDA PU Padang, Fadel. KPS (Komunitas Peduli Sungai, Dinas PU kota dan Kodim 0312 kota Padang.
Kepada wartawan, Heru Ramanda mengatakan Pengisian pasir di masukan ke dalam karung nantinya akan di tumpuk di belakang tugu Merpati dan juga di tambahkan dengan Tetrapod sisa kegiatan pada tahun tahun sebelumnya. Tertrapod ini akan di letakan di depan karung pasir, berguna untuk menambah kekuatan dan manahan ombak.
Dikatakannya, sampai saat ini BWS Sumatera V sudah melakukan pengusulan kepada Kementerian PUPR, yaitu pengusulan penanganan permanen di tahun 2020. “Untuk penanganan permanennya akan di koordinasi dengan Dinas PU kota Padang yang nantinya akan di sesuaikan pada Groin atau Revetment,” ungkap pria berparas brewok tersebut. (edY)