Atlet catur se Sumatera melakukan protes kepada panitia Porwil X Bengkulu, karena menu yang dimakan tiap hari tak ada variasi itu ke itu saja. Kemudian, mereka protes tidak makan nasi yang disediakan tuan rumah.
“Semua atlet catur menolak nasi kotak yang diberikan panitia. Sebab mereka sudah bosan dengan menu ayam ke ayam saja. Jadi wajar mereka protes, tahu sajalah bagaimana selera atlet Sumbar, “ujar manajer pelatih catur Sumbar, Azraf Zawir.
Pak de, panggilan akrab Azraf Zawir, menjelaskan, selera atlet Sumbar tidak sama dengan daerah lain. Harap maklum kalau makan tidak ada cabe seperti tak makan,” menunya sejak datang di Bengkulu belum pernah berganti, kami ditubo sama ayam pakai kecap, “ucapnya.
Seperti diketahui, kalau di ranah Minang dikenal istilah berunding sebelum makan. Apalagi, pada olahraga otak jika tidak makan sesuai selera bagaimana bisa berpikir sehat.
“Masalah ini tidak bisa dianggap remeh karena menyangkut Sumatera tengah alias perut,”tambah Azraf.
Lalu bagaimana solusinya, kata pak de, biar Sumbar kontingen pra sejahtera atau amanat penderitaan atlet. Soal makan tentu dicarikan jalan keluarnya. “Agar tidak terganggu pikiran atlet mau tak mau terpaksa semua yang ada digunakan dulu, tak ada kayu jenjang dikapiang, “ucapnya. (almadi)