Akhirnya, jerih payah kabupaten Pasaman Barat serta masyarakat berbuah manis. Pasbar Maapam berhasil pecahkan rekor dunia memasak apam dengan tungku terbanyak tahun 2020.
Tim Museum Rekor Indonesia (Muri) Triyono di Hutan Kota Padang Tujuh Pasaman Barat, menyampaikan bahwa Pasbar Maapam ini berhasil pecahkan rekor dunia. Karena memasak apam dengan tungku terbanyak yakni 1.704 tungku.
“Ini karya anak bangsa yang perlu kita apresiasi. Setelah kita lakukan survei selama memasak apam tadi, kita temukan sebanyak 1.704 tungku. Ini menjadi momen yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dulu pernah Aceh membuat kegiatan yang hampir sama dengan seribu tungku. Pasbar dari target 1500 tungku menjadi 1.704 tungku. Ini patut dan pantas kita berikan penghargaan rekor dunia,” kata Triyono.
Pasbar Maapam dihadiri oleh 10.000 orang, Seluruh Forkopimda, Buya Lubuak Landua Muzardin Majid, anggota DPD RI Emma Yohana, anggota DPRD Sumbar Yunisra Syahiran, DPRD Pasbar, dan seluruh kepala OPD serta unsur lainnya.
Pasbar Maapam diharapkan menjadi kalender tahunan di kabupaten penghasil sawit tersebut. Suasana Pasbar Maapam di lokasi, tampak semangat kaum perempuan dalam balutan baju kurung basiba dari elemen masyarakat dan Pemda memasak Apam dengan Tungku sebanyak lebih dari 1.700 tersebut.
Proses memasak apam dimulai dari pukul 07.00 WIB pagi dan setelah apam masak seluruh Bundo Kanduang di kabupaten Pasaman Barat maarak jamba dari jalan jalur 32 menuju hutan kota. Prosesi selanjutnya setelah maarak jamba rombongan bupati disambut dengan petatah petitih Minang bak menyambut tamu kehormatan.
Bupati Pasbar Yulianto menyampaikan, kegiatan Pasbar Maapam akan menjadi agenda tahunan di kabupaten Pasaman Barat. Karena kegiatan tersebut, selain melestarikan budaya di bulan apam, juga mempererat tali silaturahmi.
“Kegiatan Pasbar Maapam ini dihadiri lebih dari 10.000 warga Pasbar yang terdiri dari unsur pemerintah, unsur LSM, serta unsur masyarakat. Dengan begitu, jelas tampak bahwa kegiatan ini mempererat tali persaudaraan, mempererat tali silaturahmi. Sehingga kita yakin kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan di Kabupaten Pasbar,” papar Yulianto.
Ia menambahkan, dari 1500 tungku yang disediakan oleh panitia, ditambah lagi karena tingginya semangat masyarakat untuk ambil bagian di kegiatan Maapam tersebut.
“Total tungku 1.704 dengan prediksi apam 5 pertungku. Alhamdulillah kita berhasil memperoleh rekor dunia. Terimakasih kita ucapkan kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah berpartisipasi,” kata Yulianto.
Sementara itu, Ketua TP PKK Pasbar Ny Sifrowati Yulianto menyampaikan bahwa Pasbar Maapam merupakan kekayaaan budaya yang perlu dilestarikan. Bundo Kanduang yang menggunakan baju kuruang Basiba merupakan salah satu simbol budaya Minangkabau yang ada di Pasbar.
“Tujuan kita tidak lain dan tidak bukan untuk melestarikan budaya kekayaan kabupaten Pasaman Barat. Karena bulan apam atau yang jatuh pada bulan Rajab ini masyarakat Pasbar selalu memasak apam,” kata Ny Sifrowati Yulianto.
Apam yang disajikan oleh Bundo Kanduang dengan warna dan rasa yang beragam. Karena variasi tersebut sebagai bentuk inovasi dari peserta Maapam.
“Tidak lupa kita ucapkan terima kasih kepada semua panitia yang telah bersusah payah mensukseskan kegiatan ini, mulai dari persiapan hingga suksesnya acara hari ini. Begitu juga kepada masyarakat Pasbar yang telah mendukung kegiatan ini. Karena terlihat sekali antusias peserta pendaftaran terakhir tercatat 1.704 peserta,” tandas Ny Sifrowati Yulianto.
Muzardin Majid, Buya Lubuak Landua mengajak seluruh hadirin untuk beristighfar dan meminta ampun kepada Allah. Karena pada bulan Rajab atau bulan apam ini tobat akan diterima oleh tuhan yang maha esa.
“Bulan Rajab merupakan bulan yang tepat bagi kita untuk meminta ampun kepada Allah. Mari kita bersama sama untuk bertobat kepada Allah dari semua dosa yang pernah kita rasakan. Bulan Rajab ini merupakan latihan menuju bulan Ramadhan,” papar Muzardin Majid. (*/Arwin)