Padang – Silek merupakan karakter kepribadian orang Minang dalam menjaga harga diri, martabat untuk bertahan menjalani kehidupan. Silek juga syarat dengan keimanan Ketuhanan, yang setiap gerak memiliki filosofi kekuatan alam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal ini diungkapkan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pada saat membuka Silek Arts Festival 2018 sebagai bahagian dari kegiatan platform kebudayaan Indonesiana 2018 Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Taman Budaya Sumbar, Jum’at malam (7/9/2018).
Hadir dalam pembukaan tersebut, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Imar Farid, P.Sd, Sesditjen Kebudayaan, Forkopimda, Walikota Padang, Plt Sekda Nasir Ahmad, Kadis Kebudayaan Dra. Gemala Ranti, MSi, Kepala OPD dilingkungan Pemprov Sumbar, tua-tua silek se Sumatera Barat.
Lebih lanjut Gubernur Irwan Prayitno menyampaikan, Silek Arts Festival 2018 dengan slogan “Panjapuik Piutang Lamo”, bagaimana kita kembali menjeput aset-aset budaya silek yang ada setiap nagari dimasing-masing daerah karena selama ini belum terpedulikan.
Betapa gerak dan dinamika pemainan silek yang diciptakan oleh orang-orang tua kita dimasa lalu syarat dengan filosofi tinggi ini merupakan budaya karakter orang minang sejak dahulunya.
Ada banyak ragam, pesona yang berbeda-beda dari masing-masing sasaran silek. Ini adalah asset intelektual yang mesti di lestariakan kembali bagi generasi muda Sumatera Barat sebagai bahagian dari pendidikan berkarakter bagi generasi muda.
“Sopan santun, tahu jo garak jo garik, ketulusan budi, keimanan dan hormat saling menghargai menjadi sikap prilaku bagi orang minang dimanapun berada baik di rantau dan di ranah,” ujarnya.
Irwan Prayitno juga menyampaikan kebanggaan hari ini, Olahraga Silat telah memberikan kontribusi emas terbanyak Indonesian di Asian Games lalu salah satu bukti, budaya ini bahagian dari prestasi dan kebanggan bangsa ini.
Selain itu silat juga telah masuk Box Office perfilman dunia, diberbagai negara maju. Silat bukan lagi aset yang tersimpan di Sumbar – Indonesia saja tetapi telah menjadi salah satu budaya dunia.
Dan dalam Silek Arts Festival 2018 yang akan ditutup pada tanggal 30 November nanti, akan menampilkan berbagai macam silek dan budaya Sumatera Barat lainnya di 8 daerah kabupaten kota.
“Moga – moga ini menjadi momentum kita untuk kembali bangkit melestarikan silek bagi kalangan generasi muda dimasa-masa mendatang,”harap Irwan Prayitno.
Direktur Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Imar Farid dalam kesempatan itu menyampaikan kegiatan Silek Arts Festival 2018 bahagian dari kegiatan platform kebudayan Indonesiana 2018, bagaimana di Sumatera Barat budaya tradisi Silek menjadi sesuatu cukup baik didaerah ini.
Pihaknya bangga pada saat Asian Games 2018, cabang olahraga silat Indonesia menyumbang emas terbanyak 14 medali emas dari 15 pertandingan yang ada. Dan awalnya olahraga silat baru masuk kegiatan Sea Games, kini sudah masuk Asian Games dan dihadap nanti juga masuk cabang pada kegaiatan Olimpiade.
SAF 2018 merupakan satu-satu kegiatan kebudayaan Indonesiana 2018 terlama dibandingankan daerah lain dengan beda spesifik, yakni selama 3 bulan. Sukses Silek Arts Festival 2018, mari lestarian aset budaya bangsa sebagai karakter kekuatan anak bangsa dalam memajukan, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan SAF 2018 selain pelaksanaan pameran seni rupa Sumatera Barat dan pagelaran seni tari dan pencak silat, Seminar Silek, pertunjukan teather berbau silek serta juga aktrasi silek itu sendiri dari bergaia daerah.
Delapan kabupaten kota yang terlibat aktif, Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Payakumbuh, Sawahlunto dan kabupaten, Sijunjung, Solok dan Padang Pariaman. Pelaksaan SAF 2018, dari tanggal 3 September – 10 November 2018.(edi k)