Jakarta – Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta menjadi saksi sejarah semangat olahraga dari masa ke masa. Berbagai event olahraga besar seperti Asian Games tahun 1962, pesta olah raga negara-negara berkembang (GANEFO) tahun 1964, hingga legenda sepakbola Brazil, Pele dan petinju Muhammad Ali juga pernah bertanding disini.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyajikan proses transformasi Kompleks GBK dari awal pembangunan hingga kini menjadi satu kawasan olahraga yang megah dan tertata rapi melalui dua pameran foto.
Lokasi pertama berada di Stadion Utama GBK, tepatnya di Area Retail Zona 5 dan lokasi yang kedua berada di lantai 1 pusat perbelanjaan Fx Plaza di Jalan Pintu Satu Senayan tak jauh dari kompleks GBK.
Kedua pameran yang telah berlangsung selama satu minggu tersebut akan berakhir besok, tanggal 2 September 2018 atau bersamaan dengan penutupan Asian Games ke-18 tahun 2018 di Stadion Utama GBK.
Selama berlangsungnya pemeran, para pengunjung dapat menyaksikan dokumentasi foto-foto dan audio pembangunan dan renovasi kompleks GBK pada awal pembangunan dan terakhir pada tahun 2017-2018 dalam rangka menyambut Asian Games 2018.
Selain foto dan audio juga terdapat gambar-gambar berukuran besar yang digunakan pengunjung untuk swafoto. Pengunjung juga akan mendapatkan merchandise dari penyelenggara selama persediaan masih ada. Pameran yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan pengalaman berharga terkait penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan bangunan di Komplek GBK.
“Dari pameran ini saya melihat ada kemajuan khususnya di bidang olahraga, saya sebagai orang dari Kawasan Indonesia Timur kini menjadi paham tentang sejarah GBK yang merupakan salah satu kebanggan Indonesia,” ujar Yakoba pengunjung asal Jayapura Papua.
Dalam waktu tidak lebih dari 2 tahun, total sebanyak 35 venue telah dibangun dan direnovasi oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan total alokasi biaya sekitar Rp. 3,7 Triliun dan melibatkan 9 arsitek prinsipal dari IAI dan tidak kurang dari 6000 pekerja.
SedangkanRp. 3,7 Trilyun lainnya digunakan untuk membangun Wisma Atlit di Kemayoran dan Jakabaring Sport City oleh Ditjen Penyediaan Perumahan, serta pembangunan embung Jakabaring dan penyiapan bendung Rentang untuk venue kano slalom oleh Ditjen Sumber Daya Air.
Khusus di Kawasan Gelora Bung Karno, dari 16 venue yang dibangun, 6 diantaranya merupakan Bangunan Gedung Cagar Budaya, sehingga dalam pelaksanaan renovasinya dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian bangunan gedung cagar budaya.
Penataan kawasan yang dilakukan di Kawasan Gelora Bung Karno pun tidak terlepas dari prinsip-prinsip pelestarian kawasan cagar budaya. Jadi selain mendukung atlet yang bertanding di venue-venue olahraganya, kita dapat mwngetahui bagaimana proses pembangunannya melalui pameran foto ini.(*)
Editor : Ridho Syarlinto