Jakarta—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Dialog Nasional dalam rangka Hari Air Dunia XXVI tahun 2018 dengan mengusung tema Lestarikan Alam untuk Air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, ada dua hal penting dengan dilakukannya diskusi ini. Pertama diskusi ini memang akan terus dilakukan Kementerian PUPR untuk mengupdate informasi dan teknologi dalam rangka pelestarian air. Kedua bagaimana mengimplementasikan hasil diskusi tersebut.
“Hari ini adalah penutupan hari air dunia. Itu untuk mengingatkan kita pentingnya kelestarian alam dan air. Selain itu sudah diberi contoh bagaimana kerja nyata untuk melestarikan sumber daya air, di Citarum,” ujar Basuki saat menghadiri diskusi tersebut di auditorium Kementerian PUPR, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan, Rabu (25/4/2018).
Ia menyampaikan bagaimana banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka melestarikan hulu Sungai Citarum tepatnya di Cisanti. Sebelum digerakkannya pelestarian di Citarum tersebut, semua orang merasa berhak tapi tidak ada satupun yang bertanggung jawab menangani memelihara Cisanti.
“Semua membutuhkan, tapi belum tentu semua orang merasa wajib untuk memeliharanya. Sekarang dengan adanya program Citarum Harum, perbaikan kondisi Sungai Citarum secara bertahap dan sistematis dilaksanakan,” jelasnya.
Basuki mengatakan, puncak peringatan HAD XXVI dilakukan di Danau Rawa Pening di Semarang sekaligus membangun kesadaran pentingnya tampungan air seperti sungai, danau, embung dan waduk (SDEW).
Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana melakukan pembersihan eceng gondok menggunakan alat seperti berky, truxor, dredger dan tenaga manual. “Saat ini dioperasikan 6 alat berat dengan kemampuan memanen 1 Ha/hari. Tahun ini akan ditambah 2 alat lagi sehingga bisa 1,5 Ha/hari. Progresnya sudah 40% dan ditargetkan tahun 2019 sudah dapat dibersihkan. Kita harapkan kondisi Danau Rawa Pening menjadi rawa bening,” jelas Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso.
Anggota Komisi V DPR RI Sudjadi yang hadir sebagai salah satu narasumber dialog nasional, berharap penataan Danau Rawa Pening hendaknya memperhatikan tiga hal yaitu, restorasi, preservasi, dan konservasi. Sudjadi juga mengapresiasi langkah dan rencana Kementerian PUPR dalam penataan Danau Rawa Pening.
“Intinya, Rawa Pening harus menjadi Rawa Bening, Rawa Pening menjadi Rawa Penting, dan Rawa Pening jadi _darling_,” pungkasnya.
Sementara Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo menambahkan sampah turut menjadi masalah di Sungai Citarum, baik yang berasal dari industri atau rumah tangga. Untuk mengurangi sampah di Sungai Citarum, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun anggaran 2015 – 2017 (multiyears) telah membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung dengan luas lahan keseluruhan 74,6 hektar berkapasitas 1.500 ton/ hari sampah dengan anggaran sebesar Rp 88 miliar.
Narasumber lain yang hadir dalam diskusi tersebut Dirjen Pengendalian Sungai dan Hutan Lindung Hargiono, Ketua Umum Green Building Council Siti Adiningsih, dan pengelola Wisdom Park UGM Guntoro.(*)