Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur pengendali banjir Sungai Citarum Hulu senilai Rp 1,59 triliun. Kesembilan proyek tersebut telah dimulai konstruksinya sejak 2015 dan akan selesai pada tahun 2018 dan 2019.
Pembangunan infrastruktur pengendali banjir tersebut merupakan dukungan Kementerian PUPR terhadap revitalisasi Sungai Citarum yang menjadi program pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Presiden Joko Widodo menyadari bahwa revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum bukanlah pekerjaan mudah yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat. “Sudah kita hitung bahwa pekerjaan besar ini dari hulu, tengah, sampai hilir akan diselesaikan _InsyaAllah_ dalam 7 tahun,” ucap Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Kepala Negara saat bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, penggiat lingkungan hidup di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada Kamis, 22 Februari 2018.
Sebelumnya, Presiden terlebih dahulu meninjau Situ Cisanti yang merupakan hulu sungai Citarum. Di sana, Presiden melakukan penanaman pohon sebagai bagian dari revitalisasi DAS Citarum yang telah dimulai sejak 1 Februari 2018.
Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan untuk perbaikan badan Sungai Citarum menjadi tanggung jawab Kementerian PUPR. “Kami bertanggung jawab di badan sungainya. Yang menjadi masalah utama di Sungai Citarum adalah sampah, baik sampah industri atau sampah rumah tangga,” kata Menteri Basuki.
Dalam penanganan limbah, Kementerian PUPR turut berperan dengan membangun prasarana dan sarana pengolahan limbah cair dan limbah padat/sampah industri dan rumah tangga. Selain sampah, Sungai Citarum juga kerap meluap dan menggenangi wilayah sekitarnya akibat berkurangnya kapasitas tampung sungai yang disebabkan sedimentasi yang tinggi.
Oleh karena itu dilakukan normalisasi Sungai Citarum Hulu (2017-2019) dengan anggaran Rp 78 miliar, pembangunan floodway Cisangkuy paket I dan II (2015-2019) dengan anggaran Rp 311 miliar dan Rp 320 miliar.
Normalisasi juga dilakukan di beberapa anak sungai Citarum seperti Sungai Cimande dengan anggaran Rp 93,15 miliar, Sungai Cikijing dengan anggaran Rp 92,56 miliar, Sungai Cikeruh dengan anggaran Rp 53,31 miliar yang ditargetkan rampung pada tahun 2018.
Pekerjaan yang akan selesai tahun ini lainnya adalah pembangunan Embung Gedebage di Kota Bandung dengan anggaran Rp 85,48 miliar. Infrastruktur pengendali banjir lainnya yang dibangun adalah Kolam Retensi Cieuntung (2015-2018) dengan anggaran Rp 203,83 miliar.
Lokasi Kolam Retensi Cieunteung di Kecamatan Baleendah berada di sisi Sungai Citarum. Kolam ini akan mampu menampung debit banjir Sungai Citarum untuk menurunkan tinggi genangan di daerah Dayeuhkolot dan Baleendah sekitar 1 meter dan mengurangi luas genangan dari semula 342 ha menjadi 41 ha.
Luas kolam retensi tersebut 8,7 ha dengan kapasitas tampung 220 ribu m3, dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik.
Kementerian PUPR juga tengah menyelesaikan pembangunan terowongan hidraulik Nanjung di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung yang dikerjakan sejak tahun 2017 dan ditargetkan rampung tahun 2019. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 352 miliar. Panjang terowongan tersebut mencapai 2×230 meter yang bermafaat untuk mengurangi durasi dan tinggi genangan banjir.
Perbaikan terhadap tanggul-tanggul kritis dan pemeliharaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Citarum di Hulu dan Hilir juga dikerjakan.
Pemeliharaan DAS Citarum Hulu meliputi 9 sungai yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cimahi, Sungai Citepus, Sungai Cisangkuy, Sungai Cicadas, Sungai Cidurian, Sungai Cinambo, Sungai Cisaranten dan Sungai Cipanjalu. Sedangkan DAS Citarum Hilir meliputi 5 sungai yaitu Sungai Cidawolong, Muara Pasir Putih, Muara Sungai Ciasem, Sungai Mangsetan dan Muara Kali Menir.
Selain kegiatan struktural atau pembangunan fisik, Kementerian PUPR juga terlibat dalam kemitraan bersama dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya, perguruan tinggi dan komunitas peduli sungai dalam mewujudkan Sungai Citarum bersih.
Citarum merupakan salah satu sungai yang penting, mengingat nilai ekonomi, sejarah, hingga memiliki nilai sosial-ekonomi tinggi. Sungai ini merupakan sumber air bagi 27,5 juta penduduk Jawa Barat dan DKI Jakarta (*)