PADANG–Perumda Air Minum Kota Padang benar-benar berada pada titik paling krusial pasca banjir bandang yang menghantam kota beberapa hari lalu. Direktur Utama Perumdam Padang, Hendra Pebrizal, menyebut masa pemulihan penuh pasokan air bersih diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan.
Menurut Hendra, hampir seluruh Instalasi Pengolahan Air (IPA) Perumdam yang berada di dekat hulu sungai di Kota Padang luluh lantak dihantam banjir. “Kerusakannya mencapai 99 persen. Hampir semua intake mengalami kondisi yang sangat parah,” ujar Hendra saat meninjau IPA Batang Guo Kuranji, Senin (1/12/2025).
Ia merinci, intake yang paling parah rusaknya adalah Intake Palukahan Lubuk Minturun dengan kapasitas 300 liter per detik. Disusul Intake Guo Kuranji 80 liter per detik, Intake Paraku 200 liter per detik, serta Intake Jawa Gadut yang sanggup memasok 160 liter air per detik.
Tak hanya itu, intake terbesar yang berada di kawasan pusat kota, Kampuang Koto Nanggalo berkapasitas 500 liter per detik, juga tumbang. Intake Pengambiran Lubeg dan intake Bungus Teluk Kabung pun tak luput dari terjangan banjir bandang. “Hampir seluruh IPA kita hancur. Ini musibah besar bagi layanan dasar masyarakat,” tegas Hendra.
Karena itu, ia meminta dukungan penuh dari pemerintah pusat, BUMN, Kementerian PUPR, Dirjen SDA, Dirjen Cipta Karya, hingga pihak swasta untuk membantu percepatan pemulihan. “Air adalah kebutuhan dasar. Tanpa ini, aktivitas masyarakat pasca bencana tak akan bisa dipulihkan,” ujarnya.
Meski begitu, Hendra memastikan Perumdam Padang tetap berupaya keras agar warga tidak sepenuhnya kekurangan air. Dalam waktu satu minggu pasca bencana, Perumdam mengalihkan sebagian pasokan dari IPA yang kerusakannya ringan ke wilayah yang intake-nya rusak parah. Upaya subsidi silang itu sudah mulai berjalan.
Beberapa IPA yang sudah menunjukkan tanda-tanda pulih antara lain Intake Sikayan dengan kapasitas 140 liter per detik, Intake Ulu Gadut 160 liter per detik, serta sebagian pasokan dari Lubuk Minturun, Paraku, dan Bungus.
Namun Hendra menegaskan, pemulihan total tetap memerlukan waktu yang tidak sebentar. “Untuk kembali ke kondisi normal 100 persen, kita harus membangun ulang semua infrastruktur yang rusak. Itu butuh waktu kurang lebih tiga bulan,” tutupnya. (almadi)












