Ketua Hanura Sumbar Febby Dt Bangso: Jangan Kalah dengan Kotak Kosong

Padang — Ketua DPW Partai Hanura Provinsi Sumatera Barat Dr. H. Febby Dt Bangso Sst.Par M.Par, QRGP, CFA merasa pesimis perempuan di Ranah Minang menjadi Kepala Daerah karena perempuan dianggap sebagai kelompok rentan, apalagi kalau mereka di pertandingkan dalam pesta pilkada,

“Kita lihat Emma Yohana, selalu menang di Pemilu tapi saat maju di Pasaman Barat dan Kota Padang terjerembab juga jadinya saat maju menjadi kepala daerah, begitu juga Betty Shadique Pasadiqoe,” ungkap Febby Dt Bangso saat diminta keteranganya menyoal kebijakan politik partai yang dipimpinnya untuk memperjuangkan perempuan di Dharmasraya.

Menurutnya, apa yang dilakukan Hanura bisa saja menjadi hujatan banyak orang sebagai penentu di injury time banyak persepsi yang tentu saja banyak tafsir di kalangan pimpinan parpol dan kandidat yang ingin menjadi lawan tanding Annisa di Dhamasraya

“Apakah putusan Datuk Febby sebagai Ketua DPD Hanura bisa dianggap benar atau salah tergantung dari segi memaknai, bagi pegiat demokrasi ya pasti salah, untuk apa ada parpol kalau tak ada kompetisi di Pilkada bisa juga ini dianggap langkah mundur, tapi Febby Dt Bangso memilih lebih baik dihujat, dihina dan dianggap punya deal deal tertentu atau komitmen politik , biarlah semuanya dengan tafsir mereka, biar waktu menjawab,” jelasnya.

Selanjutnya, dikatakan Febby Dt Bangso yang akrab disapa FDB, semua ini dilakukan sebagai lompatan untuk kesetaraan gender kepala daerah yang sangat sulit di tembus di Sumatera Barat, Hanya dengan cara ini untuk lompatan besar di Sumatera Barat untuk Kemajuan Demokrasi, “ini lah caranya membuka kotak pandora perempuan jadi kepala daerah di Sumatera Barat”bebernya.

Namun apakah Anisa-Leli sudah aman untuk dilantik? Febby Dt Bangso mengingatkan Anisa-Leli. Jangan sampai kalah dengan kotak kosong. Tidak semua masyarakat Dhamasraya senang dengan pertandingan melawan kotak kosong, banyak yang marah dan sedih apalagi ada narasi Adi Gunawan calon kuat dan tinggi elektoral di berbagai survey teraniaya.

“PAN yang sudah memberikan dukungan di cabut dan diberikan kepada Anisa Leli karena tekanan elit di parpol itu, begitu juga golkar partainya Adi Gunawan juga tidak memberikan kesempatan untuk Adi Gunawan, padahal putusan MK 60 memberikan peluang untuk itu,” jelasnya lagi.

Febby Dt Bangso lagi mengingatkan Anisa dan Leli, agar all out selama tahapan Pilkada, jangan jumawa, potensi kotak kosong menang sangat terbuka lebar.

“Politik adalah Pilihan dan Hanura telah memilih dengan Hati Nurani untuk membantu perjuangan perempuan sebagai kelompok rentan untuk membuka pandora demokrasi perempuan menjadi kepala daerah, perpanjangan waktu tiga hari oleh KPU harus dijaga dengan cermat oleh Anisa dan Lala. Jangan Sampai ada kejutan baru. Buktikan Perempuan juga bisa memimpin sebagai kepala daerah,”pungkasnya, (Agusmardi)