JAKARTA – Tiga calon presiden (capres) yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan kembali berdialektika dalam debat capres ketiga pada Minggu (7/1/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan bahwa tema debat capres ketiga tersebut ialah pertahanan, keamanan, hubungan internasional, geopolitik, globalisasi, dan politik luar negeri.
Sama halnya dengan pertahanan dan keamanan, hubungan internasional juga disorot sebagai isu sentral dalam keberlangsungan suatu negara. Menilik perkembangannya, kajian hubungan internasional juga mencakup aspek geopolitik, globalisasi, dan politik luar negeri, yang diangkat dalam tema debat kali ini.
Berikut merupakan visi-misi Anies, Prabowo, dan Ganjar terkait isu hubungan internasional beserta turunannya jelang lanjutan Debat Pilpres 2024. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Dikutip dari dokumen “Visi, Misi dan Program Kerja: Indonesia Adil Makmur untuk Semua”, dalam misi bertajuk 8 Jalan Perubahan, pasangan calon (paslon) nomor urut 1 ini menyinggung perihal aspek hubungan internasional pada misi ke-7.
Anies-Muhaimin ingin Indonesia aktif dalam kerja sama internasional di bidang ekonomi, di antaranya dengan kerja sama bilateral dan multilateral, memperkuat posisi Indonesia di berbagai lembaga keuangan dunia, dan berperan lebih di tingkat kawasan.
Kemudian, dari segi politik luar negeri yang berlandaskan keadilan dan kemajuan, salah satu gagasan AMIN adalah menerapkan politik luar negeri Indonesia berbasis nilai dan norma internasional. Indonesia hendak diposisikan sebagai kekuatan penyeimbang tatanan di level global dan regional, yang kemudian dapat berdampak terhadap stabilitas pembangunan nasional.
Mengenai brand Indonesia sebagai soft power yang dikenal dunia, AMIN menekankan pada representasi perdagangan, kebudayaan, kuliner, olahraga, pariwisata, hingga bantuan luar negeri di kancah internasional.
Salah satunya adalah menugaskan setiap Duta Besar, Kedutaan Besar Republik Indonesia, dan kantor perwakilan di seluruh dunia untuk berperan sebagai duta perdagangan Indonesia yang mempromosikan produk Indonesia.
Selanjutnya, diplomasi oleh dan untuk rakyat salah satunya diwujudkan dengan menciptakan tatanan dan regulasi internasional yang sesuai dengan aspirasi juga kepentingan rakyat Indonesia dan masyarakat dunia melalui penempatan perwakilan Indonesia dalam forum internasional.
Sementara itu, agenda terakhir merupakan upaya Menjaga amanah Dasasila Bandung KAA 1955 dengan menyebarkan nilai-nilai kedaulatan, keadilan, dan hak asasi manusia, serta berperan sebagai inisiator resolusi perdamaian serta pembela negara tertindas.
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Dalam dokumen ‘Visi, Misi dan Program’ paslon nomor urut 2 ini, hubungan internasional termasuk dalam 17 Program Prioritas yang menyokong visi dan misi Prabowo-Gibran.
Program kesembilan berbunyi “penguatan pertahanan dan keamanan negara dan pemeliharaan hubungan internasional yang kondusif”. Prabowo-Gibran berpendapat bahwa kemakmuran dan kehidupan yang damai akan tercipta dalam keadaan negara yang kondusif dan aman.
Oleh karenanya, negara yang kuat mampu melakukan dan menciptakan apapun yang dicita-citakan dan akan disegani dalam hubungan antarbangsa yang bermartabat.
Meskipun tak disinggung secara langsung dalam Delapan Misi Prabowo-Gibran (Asta Cita), hubungan internasional termasuk dalam program kerja Asta Cita ke-2, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Dalam poin sistem pertahanan dan keamanan negara, pasangan ini hendak “mengembalikan wibawa politik luar negeri Indonesia sebagai negara yang besar dan berdaulat di mata masyarakat internasional”, serta memantapkan supremasi dan kepemimpinan Indonesia di tingkat global di tengah dinamika geopolitik internasional melalui diplomasi yang berdasarkan atas asas bebas-aktif.
Selain itu, dalam Asta Cita ke-8, pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju ini hendak mengintensifkan dan memperluas diplomasi budaya di forum internasional untuk memperjuangkan warisan budaya nasional menjadi warisan budaya dunia. Ganjar Pranowo-Mahfud MD Paslon nomor urut 3 ini mengusung persoalan hubungan internasional dalam misi kedelapan, yakni mempercepat peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru yang lebih berkeadilan melalui politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat pertahanan negara.
Dalam dokumen visi-misinya, Ganjar-Mahfud mencanangkan agar Indonesia berperan sentral dalam menata dunia baru melalui tiga gagasan, yaitu Koeksistensi Geopolitik Progresif, Perjanjian Internasional 100% untuk Kepentingan Nasional, serta Kedutaan Besar Ujung Tombak Pelayanan WNI. Gagasan pertama menyatakan bahwa Ganjar-Mahfud akan menjalankan politik bebas aktif dengan prinsip Dasasila Bandung untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Berikutnya adalah memperkuat pelibatan global Indonesia yang otonom dalam forum bilateral dan multilateral dalam memperjuangkan perdamaian dunia, salah satunya dengan memperkuat komitmen untuk mendukung perjuangan pergerakan rakyat Palestina. Kemudian, gagasan kedua akan memastikan bahwa seluruh perjanjian yang dibuat harus mengutamakan produk dalam negeri, meningkatkan daya saing perekonomian nasional, mengedepankan isu-isu strategis dan kekinian, serta memastikan perlindungan segenap rakyat Indonesia.
Sementara itu, gagasan ketiga menggambarkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud hendak memperkuat diplomasi dan kedutaan besar sebagai ujung tombak ekspor, perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan pelayanan WNI di luar negeri yang responsif. (*/Dc)