Padangpanjang- Menangkal radikalisme yang dikhawatirkan akan masuk di tengah masyarakat Kota Padangpanjang, Pemko melalui BPBD dan Kesbangpol gelar forum kordinasi dan diskusi stabilitas daerah yang berlangsung di Hall Lantai III Balai Kota Padang Panjang, Rabu 28 Desember 2016.
Walikota Padangpanjang Hendri Arnis mengharapkan Kota Padangpanjang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan jangan sampai terbawa arus oleh suhu politik yang tinggi saat ini di Indonesia ini, stabiltas daerah harus tetap kondusif.
“Guru sebagai pengajar disekolah harus bisa memberikan arahan agar murid murid mereka turut menjaga kenyamanan dan keamanan di tengah masyarkat,” ungkap Wako Hendri Arnis pada kegiatan yang di hadiri oleh para kepala sekolah se Kota Padangpanjang, camat dan lurah se Kota Padangpanjang, SKPD , Unsur TNI/ Polri beserta undangan lainnya.
Ditambahkan Wako Hendri, kegiatan ekstarakokurikuler disekolah hendaknya lebih ditingkatkan agar murid tidak sibuk dengan kegiatan diluar sekolah yang dikhawatirkan akan menjerumuskan mereka ke arah yang negatif, untuk itu guru bimbingan konseling lebih aktif mengevaluasi dan memberikan bimbingan kepada murid murid yang bermasalah.
“Anak anak yang bermasalah, atau yang berpotensi akan bermasalah hendaknya sudah terdeteksi sehingga sedini mungkin, sehingga kita bisa memberikan solusi untuk mereka,” jelas Wako Hendri.
Kepada Lurah dan Camat, Walikota Hendri Arnis meminta agar terus mengaktifkan pokamling, serta tamu harap lapor 1x 24 jam benar benar terlaksana, dan tidak mau ada indikasi kelompok radikal hadir di Kota Padangpanjang, tegas Wako Hendri.
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut diantaranya Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Inf. Nandang Dimyati yang diwakili oleh Pasi Intel Dandim Yuliasman, Kapolres Padangpanjang AKBP. Cepi Noval yang diwakili oleh Kasat Intel Asrul dan Ketua Pengadilan Negeri Kota Padangpanjang Dyah Suji Imani yang diwakili oleh Hakim Pengadilan Alvin dan Kepala BPBD danKesbangpol Kota Padangpanjang Erizal.
Dandim 0307 Tanah Datar Nandang Dimyati yang diwakili oleh Pasi Intel Dandim Yuliasman, mengatakan Radikal itu terdiri dari radikal kiri seperti kelompok komunis dan radikal kanan seperti terorisme yang membawa nama agama, kemudian ada kelompok kekerasan lain seperti begal termasuk kelompok radikal yang memanfaatkan situasi.
“Kelompok radikal kiri seperti komunis merupakan bahaya laten yang tidak mengenal kata kalah dan bubar, sekarang ini telah muncul ke permukaan, melalui jejaring sosial mereka sekarang telah menyusun kekuatan, hal ini patut kita waspadai,” ungkap Pasi Intel Dandim Yuliasman.
Sementara itu Kapolres Padangpanjang AKBP Cepi Noval melalui Kasat Intel Polres Padangpanjang Asrul mengatakan Kelompok Radikal kanan yang mengarah kepada terorisme muncul dari mereka yang awam tentang agama. Mereka dipenguruhi dengan dicuci otak melalui pengajian untuk melakukan teror kepada masyarakat.
“Kepada seluruh stake holder, terutama lurah dan camat agar tanggap terhadap pendatang baru, jika terindikasi orang tersebut mengarah kepada radikalisme, maka kita bisa cegah”, katanya. (In)