PADANG- Sehubungan dengan rencana Kementrian BUMN untuk melakukan penataan anak perusahaan yang dimiliki oleh BUMN serta dalam rangka optiomalisasi usaha anak perusahaan dimaksud, Kementrian BUMN melakukan integrasi dan peningkatan nilai atas bisnis rumah sakit yang saat ini dimiliki oleh beberapa BUMN yang bertujuan untuk memberikan penyediaan kesehatan yang berkualitas, peningkatan jaringan dan skala bisnis, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta melakukan integrasi dan sinergi ekosistem sektor kesehatan nasional.
Langkah ini merupakan bagian dari rencana Kementerian BUMN di bawah Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak tahun 2018.
Selain itu, kegiatan itu dilakukan holding BUMN RS melalui pengalihan saham kepemilikan rumah sakit dan kerjasama operasional dengan holding BUMN rumah sakit, yakni dengan PT Pertamina Bina Medika IHC/Pertamedika IHC. Holdingisasi RS BUMN tersebut terdiri dari 3 fase, yakni fase 1, 2 dan 3. Fase 1 dan Fase 2 merupakan proses holdingisasi berupa model Ownership, dan Fase III merupakan model Operatorship.
Pertamedika IHC melakukan kerjasama manajemen operasional dengan 34 rumah sakit BUMN lain dimana dikelola oleh 18 PT Rumah Sakit BUMN sebagai berikut: 1. PT Cut Meutia Medika Nusantara, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara I 2. PT Tembakau Deli Medica, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara II 3. PT Sri Pamela Medika Nusantara, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara III 4. PT Prima Medika Nusantara, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara IV 5.
PT Nusa Lima Medika, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara V 6. PT Agro Medika Nusantara, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara VIII 7. PT Kalimantan Medika Nusantara, dengan induk BUMN PT Perkebunan Nusantara XIII 8.
PT Pindad Medika Utama, dengan induk BUMN PT Pindad (Persero) 9. PT Bukit Asam Medika, dengan induk BUMN PT Bukit Asam Tbk 10. Yayasan LNG Badak, dengan induk BUMN PT Badak LNG 11. PT Prima Husada Cipta Medan, dengan induk BUMN PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 12. PT Petro Graha Medika, dengan induk BUMN PT Petrokimia Gresik 13.
PT Kaltim Medika Utama, dengan induk BUMN PT Pupuk Kaltim 14. PT Graha Pusri Medika, dengan induk BUMN PT Pupuk Sriwijaya 15. PT Cipta Nirmala, dengan induk BUMN PT Semen Gresik 16. PT Medika Yakespen Utama, dengan induk BUMN PT Aneka Tambang Tbk 17. Yayasan RSI Garam, dengan induk BUMN PT Garam (Persero) 18.
Semen Padang Hospital, dengan induk Yayasan Semen Padang Pada Fase III ini, model kerjasama manajemen operasional meliputi 5 ruang lingkup utama meliputi Operasional, Tenaga SDM Perbantuan, Pemasaran, Pengembangan Keilmuan dan Sistem Informasi & Teknologi.
Kerjasama ini dilaksanakan lewat acara Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Operasional RS BUMN Tahap III yang digelar di Synergy Lounge Gedung Kementerian BUMN pada Rabu 16 Desember 2020. Pada acara tersebut turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Wamen I BUMN Budi Gunadi Sadikin, Direktur BUMN, serta para Direktur PT RS BUMN. Dari PT Semen Padang hadir, Direktur Utama, Yosviandri, dan Ketua Yayasan Semen Padang yang membawahi Semen Padang Hospital, Iskandar Zulkarnain Lubis.
Penandatanganan kerjasama ini sekaligus menjadi landasan dan juga pernyataan bahwa sejak hari ini, koordinasi pengelolaan seluruh rumah sakit BUMN sebanyak 69 rumah sakit dimana secara total memiliki lebih dari 7000 tempat tidur dilakukan melalui PT Pertamina Bina Medika IHC selaku Holding Rumah Sakit BUMN.
Dalam arahannya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa pembentukan Holding RS BUMN ini diharapkan tak hanya mampu menjadi semangat dalam memberikan kemudahan untuk melayani masyarakat namun juga mampu meningkatkan peran dalam menjaga ketahanan kesehatan nasional yang dapat diwujudkan lewat 4 objektif strategis, “Rumah Sakit BUMN secara bersama dalam Grup IHC yang berpotensi untuk meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional dapat diwujudkan melalui empat objektif strategis yaitu penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Pertamedika IHC dr. Fathema Djan Rachmat mengungkapkan rasa optimisnya terhadap sinergi RS BUMN yang akan menjadi gebrakan baru industri layanan kesehatan di Indonesia.
“Kolaborasi bersama ini merupakan strategi utama Pertamedika IHC untuk membangun Quality of Care dan membangun efisiensi di Industri Kesehatan yang lebih baik, sehingga pelayanan kesehatan yang memiliki standar pelayanan terbaik yang sama pada seluruh jaringan dapat terwujud dan, kita dapat berkontribusi dalam membangun ketahanan kesehatan nasional yang lebih kuat yang mampu berkompetisi secara global.” ujar dr. Fathema Djan Rachmat.
Sementara itu, Ketua Yayasan Semen Padang (YSP) melalui Sekretaris YSP Eko Bagus Priyuantoro mengharapkan agar kerjasama ini dapat memberikan dampak positif kepada pihak yang saling menjalin kerjasama. “Semoga kerjasama ini dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik baik kepada Yayasan Semen Padang pada umumnya dan Semen Padang Hospital pada khususnya” tuturnya. (almadi)