Perseteruan cabang olahraga dayung dengan KONI Sumbar sampai juga ke Jakarta. Sekarang melibatkan PB PODSI. Sebelumnya, persoalan ini pernah dibawa ke komisi V DPRD Sumbar. Hasilnya, terus berlanjut tak tahu kapan habisnya.
Tak lama berselang, Ketua Pengprov PODSI Sumbar, Ismunadi Sofyan dapat pula surat dari PB PODSI menerangkan bagaimana atletnya lolos babak kualifikasi PON melalui kuota.”Saya sudah mendapatkan surat dari PB PODSI lengkap dengan data atlet,” ujarnya lewat telpon, Kamis (19/11/20).
Akhirnya surat berbalas surat. Seperti, surat yang dikirim KONI Sumbar No: 841/K-SB/XI.2020 tanggal 4 November 2020, menyangkut Sumbar tidak menggunakan atlet berdasarkan kuota PON XXI di Papua tahun 2021. Kemudian, kehadiran pengurus KONI Sumbar ke sekretariat PB PODSI di Jakarta tanggal 17 November 2020. Langsung dibalas PB PODSI ditandatangani oleh Sekjen Ir. Edy Suyono.
Surat tersebut menyebutkan, PB PODSI memahami keputusan KONI Sumbar, mengirim atlet atau tidak ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Sebab, merupakan hak dan wewenang KONI Sumbar. Setelah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan termasuk dengan Pengprov PODSI juga Dispora serta berkonsultasi dengan DPRD Sumbar.
Namun demikian, PB PODSI menghimbau agar KONI Sumbar mempertimbangkan kembali keputusanya guna menghindari kekecewaan atlet yang sudah giat berlatih selama ini agar prestasi olahraga Sumbar tidak menurun. Disamping itu, cabor Dragon Boat atau perahu tradisional sudah menjadi ikon Sumbar khususnya kota Padang, karena tiap tahun menggelar perlombaan Draon Boat internasional yang diikuti peserta luar negeri.
Dengan mempertimbangkan kembali keputusan tersebut juga mohon pertimbangan langkah Panitia Besar PON XX Papua yang akan membebaskan seluruh peserta biaya penginapan dan makan. Tujuannya agar atlet yang lolos babak kualifikasi dapat hadir ikut berlomba di PON XX tahun 2021.
Ketika dikonfirmasikan ke Binpres KONI Sumbar, Hendy Luthan soal atlet dayung lolos babak kualifikasi PON berdasarkan kuota. Dia menyebutkan, menyangkut jumlah atlet lolos PON berdasarkan kuota cukup banyak. “Kalau atlet dikirim berdasarkan kuota semua cabang olahraga pasti dapat kuota. Tentu tidak cabor dayung saja yang dikirim oleh KONI Sumbar, kalau itu dilakukan dimana letak keadilan,” kata Ketua Bina Prestasi KONI Sumbar itu.
Disinggung cabang olahraga Dragon Boat adalah ikonnya Sumbar khususnya kota Padang, Hendy Luthan mempertanyakan apa pernah Sumbar juara umum pada Dragon Boat. “Kalau ikon itu kita pernah juara. Jadi kita mengirim atlet berdasarkan data dan catatan waktu disitulah bisa memprediksi mendapatkan medali,” jelas mantan pelatih klub PSP Padang tersebut. (almadi)