Figur Prof.Syahrial Bakhtiar jelang pemilihan Rektor UNP (Universitas Negeri Padang) terus melejit meninggalkan rivalnya. Namun, banyak yang ingin merusak namanya selama ini terbangun baik.
Fitnah dan tuduhan yang keji senantiasa dialamatkan kepadanya tak tanggung-tanggung. LSM Mamak Ranah Minang begitu ngotot dan tak bosan-bosanya melakukan perbuatan itu. Masih segar dalam ingatan, Syahrial Bakhtiar ketika dia dituduh menikmati dana APBD buat KONI Sumbar tahun 2016.
Akhirnya, laporan LSM Mamak ke aparat hukum dimentahkan oleh surat gubernur Sumbar, bulan Desember 2019 lalu, menyatakan laporan LSM Mamak terhadap guru besar olahraga tersebut tak terbukti. Sekarang, LSM tersebut kembali lakukan aksi. Padahal sebelumnya sudah minta maaf dan tak mengulangi lagi.
Anehnya, tuduhan itu jelang pemilihan Rektor Universitas Negeri Padang, masa bakti 2020-2024. “Ada apa dengan LSM tersebut, padahal saya sudah memaafkanya dan berteman baik. Kok sekarang pribadi saya diserang lagi,” ucap Syahrial Bakhtiar. .
Fitnah yang dilakukan tak tanggung-tanggung yaitu, penyimpangan penggunaan dana bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), untuk pembangunan Kolam Renang ABG dan Lapangan Tenis Sekora Pasir Putih.
Tokoh olahraga nasional itu menyebutkan, isu yang berhembus tujuannya menjatuhkan nama baiknya, menyerang karakter pribadinya, supaya dipandang buruk oleh civitas akademika UNP. Ia membenarkan bahwa Kemenpora memberikan bantuan untuk pembangunan tenis Sekora sebesar Rp 1 miliar pada tahun 2011 lampau. Dengan tujuan supaya pembinaan atlet tenis, bisa dilakukan secara berkesinambungan di lapangan ini.
Disamping itu, juga menggairahkan olahraga tenis, karena medio tahun 2005 hingga 2011 pembinaan tenis kurang berjalan. Hingga terbukti tak satupun petenis Sumbar yang lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) pada masa itu. “Karena gigihnya Yayasan Sekora yang saya kelola untuk menggaet dana pusat untuk pembangunan lapangan tenis, Alhamdulillah dibantu Kemenpora. Tapi syarat dibantu Kemenpora, yayasan harus memiliki tanah milik sendiri. Syarat itupun kita penuhi dengan menyediakan tanah di depan rumah saya,”katanya.
Syahrial bersyukur Lapangan Sekora selesai dibangun, sehingga memiliki pemanfaatan yang bernilai tinggi. Dimulai dari pembinaan atlet tenis yunior, untuk turnamen berskala daerah hingga nasional dari berbagai tingkatan usia, serta untuk penelitian atlet FIK UNP. Selanjutnya digunakan untuk TC berjalan atlet tenis Pra PON Sumbar di beberapa edisi PON, untuk TC atlet soft tenis Sumbar juga digunakan, guna mempersiapkan diri di PON 2016 lalu.
Untuk latihan sehari hari bagi masyarakat sekitar Pasir Putih, maupun petenis veteran juga dipakai, seperti petenis Syauqi, Rufaldi dan lainnya. Bahkan Rektor UNP Prof Ganefri, Prof Syahril, Prof Yuniawardi dan Prof Ardipal pun sering bermain disana. “Jadi tidak berdasar orang memfitnah saya menyalahgunakan lapangan tenis untuk kepentingan pribadi maupun dikomersilkan,”ucapnya sambil tertawa
Sedangkan fitnah yang paling durjana menyebutkan, mantan Ketua KONI Sumbar itu menggunakan dana Kemenpora untuk pembangunan Kolam Renang ABG. “Tak satupun dana Kemenpora saya gunakan untuk pembangunan kolam tersebut. Informasi darimana mereka dapatkan itu. Memang betul dalam Islam disebutkan, bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan,”ucap Syahrial.
Ia berjanji akan melaporkan pihak yang melakukan fitnah atas dirinya. Sebab apabila dibiarkan, maka fitnah yang tidak bertanggung jawab tersebut membuat prasangka yang tidak baik untuk banyak orang. “Maka dari itu kebenaran harus ditegakkan. Agar semua menjadi jelas terang benderang,”pungkasnya.(tim)