Jakarta – Ketersediaan akses sanitasi aman turut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa masalah sanitasi bukan semata masalah ketersediaan infrastruktur, namun juga sangat bergantung pada pola perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Persepsi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan masih belum menjadi kebutuhan. Praktek buang air besar (BAB) sembarangan juga masih terjadi di beberapa tempat,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Melalui Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), pada tahun 2018 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun dua Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilengkapi sistem perpipaan di Jorong Tawakal dan Tawakal Baru, Nagari Kurnia Koto Salak, Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Kedua IPAL tersebut kini sudah dimanfaatkan sebagai tempat penampungan dan pengolahan limbah komunal bagi 103 rumah.
Dalam pelaksanaannya, Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sumatera Barat, Ditjen Cipta Karya melibatkan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan pendampingan dari tenaga fasilitator. Keterlibatan masyarakat sejak dari tahapan perencanaan dengan melakukan rembuk warga serta melibatkan kaum perempuan.
Pembangunan IPAL di Jorong Tawakal dikerjakan bersama KSM Maju Jaya telah melayani sebanyak 50 sambungan rumah. Sementara di Jorong Tawakal Baru, pembangunan IPAL untuk 53 sambungan rumah dikerjakan bersama KSM Multi Guna.
Manfaat lainnya dari pembangunan IPAL ini adalah area IPAL dilakukan penataan dengan paving blok dan cat warna warni sehingga dapat menjadi tempat bermain anak dan ruang baca di Jorong Tawakal. Sementara di Jorong Tawakal Baru dimanfaatkan sebagai ruang terbuka publik dan dibuat bangunan serbaguna. Kedua IPAL tersebut dibangun dengan dana APBN 2018 masing-masing senilai Rp 525 juta.
Sebelum adanya IPAL, masyarakat Jorong Tawakal dan Jorong Tawakal Baru, secara umum sudah memiliki WC namun belum memiliki tanki septik yang kedap air sehingga rentan mencemari sumur terutama pada musim kemarau. Hal ini mengakibatkan masyarakat rentan terkena penyakit yang disebabkan sanitasi yang buruk seperti disentri dan gatal-gatal.
Pembangunan IPAL melalui Program Sanimas telah mendorong pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan, infrastruktur yang dibangun. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan kedua IPAL telah dilakukan serah terima aset tersebut dari Kementerian PUPR kepada Pemerintah Kabupaten Dharmasraya.
Dalam penyediaan infrastruktur sanitasi untuk mencapai 100% sanitasi aman secara nasional pada 2019, tidak bisa hanya dibebankan melalui dana APBN. Pemerintah daerah maupun swasta melalui dana Corporate Social Respons (CSR) dapat mereplikasi program Sanimas.
Secara nasional cakupan akses sanitasi aman tahun 2014 sebesar 61% dan mengalami peningkatan menjadi 69% tahun 2018. Tahun 2019 cakupan sanitasi aman di Indonesia ditargetkan meningkat menjadi 71%. (*)