Padang – Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ditjen Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang dibawah pimpinan Aidil Fiqri ciptakan sejarah baru, tangani jembatan putus hanya dalam waktu lima hari saja.
Jembatan putus yang ditangani dalam waktu yang relatif singkat terdapat di Batang Kalu, Nagari Kayu Tanam,Kabupaten Padang Pariaman. Ruas itu menghubungkan transportasi terpadat di Ranah Minang, yakni dari Kota Padang menuju Bukittinggi hingga ke Provinsi Riau.
“Ini semua berkat kerja keras seluruh unsur di BPJN III Padang, baik Kasatker maupun PPK dan staf. Tak lupa juga berkat bantuan Dinas PUPR Sumbar yang telah membantu menyediakan jembatan panel, sehingga akses jalan Padang-Bukittinggi kembali lancar,”kata Kepala BPJN III Padang Aidil Fiqri kepada Sumbar Post.
Khusus penanganan jembatan putus di Batang Kalu, Aidil Fiqri mengaku mendapat pujian dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Biasanya, penanganan jembatan putus membutuhkan waktu paling cepat satu minggu.
“Bahkan Bapak Menteri pun terkejut tak percaya penanganan jembatan putus dikerjakan dalam waktu sesingkat itu. Jika tidak ada hujan deras, mungkin empat hari saja selesai dikerjakan. Alhamdulillah berkat kerja keras bersama siang dan malam, pekerjaan selesai, demi memenuhi kebutuhan masyarakat,”ulas Aidil.
Tak hanya itu, BPJN III Padang beserta seluruh jajaran juga sigap tangani longsor yang melanda beberapa ruas jalan nasional di wilayah Sumatera Barat hanya dalam waktu hitungan jam saja.
Aidil mengakui alat berat sampai kelapangan pada penanganan jalan longsor di ruas jalan Padang – Solok tepatnya di Sitinjau laut, ruas jalan Bukittinggi – Pasaman tepatnya di Palupuh hanya dalam waktu dua hingga tiga jam saja. Sementara dalam keputusan Menteri PUPR, alat berat sampai dilapangan maksimal dalam waktu 5 jam.
Kunci sukses cepatnya alat berat sampai kelokasi, karena setiap ruas jalan yang rawan longsor disiagakan alat berat. Baik itu alat berat dari kontraktor, alat berat BPJN III, serta alat berat PUPR didaerah. Jadi tidak ada alasan tidak ada alat berat jika bencana terjadi.
“Intinya lagi saya dan Kasatker maupun PPK siaga 24 jam. Jika terjadi bencana langsung turun ke lapangan. Disamping itu juga alat berat serta jembatan darurat kita stanby kan juga,”pungkasnya. (ridho)