Indeks

UNP Diberi Target 300 Jurnal Penelitian

UNP akan memfokuskan para peneliti pada hasil penelitian, bukan terkunci dalam laporan keuangan. Makanya, ke depan Rektor UNP Prof.Ganefri,Ph.D menargetkan tidak akan ada seorang dosen pun di UNP yang tidak melakukan penelitian. Tahun ini jumlah publikasi di jurnal ilmiah internasional akan ditingkatkan hingga seratusan publikasi ilmiah internasional.

Diakui atau tidak, fakta riset membuktikan bahwa Indonesia masih rendah dan berada di ranking nomor 4 se-ASEAN dalam hal publikasi jurnal ilmiah internasional, setelah Singapura, Malaysia, Thailand.

Padahal berbagai praktisi maupun akademisi berpandangan, Indonesia sudah seharusnya untuk menjadi worldclass university, publikasi internasional menjadi fokus penting bagi Perguruan Tinggi di Indonesia.

Makanya kerap pula para praktisi maupun akademisi itu menuntut para mahasiswa untuk membuat publikasi ilmiahnya ke internasional dan harus segera dipatenkan.

Salah seorang praktisi sekaligus akademisi, DR Ristapawa Indra M.Pd pernah mengatakan, masalah yang sekarang kita hadapi adalah masalah ketersediaan jurnal. mahasiswa S-2 ketika lulus wajib mempublikasikan jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi, dan mahasiswa S-3 wajib mempublikasikan di internasional.

“Syarat untuk menjadi worldclass university, poin pentingnya ada di publikasi internasional,” ujar mantan Ketua STKIP PGRI Gunung Pangilun Kota Padang ini.

Ristapawa menambahkan, upaya untuk mendorong publikasi adalah harus melakukan inovasi. Harapannya, dari setiap masing-masing fakultas untuk bisa menghasilkan publikasi dimulai dari peran dekan, bila berjalan sesuai dengan prosedur yang ada, bukan tidak mungkin Indonesia dapat meningkatkan ranking publikasi ilmiah internasionalnya.

PENGELOLAAN JURNAL DI UNP

Semangat para pengelola jurnal ilmiah di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) begitu tampak ketika Rektor, Prof.Ganefri,Ph.D memberikan apresiasiasi  bahwa UNP siap dan berupaya sepenuhnya untuk mendorong dan mendukung pendanaan dalam usaha meningkatkan publikasi jurnal ilmiah bagi dosen di lingkungan universitas itu.

Melalui pendanaan itu, ke depan Ganeri punya harapan besar pada para peneliti di universitas itu untuk kemajuan bangsa, yang dimulai dari riset yang menghasilkan suatu inovasi besar yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar Indonesia bisa selevel dengan negara-negara maju lainnya.

Sementara itu, demi menjadikan UNP unggul di kawasan Asia Tenggara di masa mendatang, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek RI, Dr. Muhammad Dimyati menargetkan 300 publikasi jurnal ilmiah internasional mesti disumbangkan universitas itu.

Hal ini disampaikan Dimyati pada sosialisasi Arah dan Kebijakan Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Menuju Research University di kampus UNP, Air Tawar Padang beberapa waktu lalu

“Saya yakin dengan akreditasi A, UNP akan mampu mendongkrak jumlah publikasi ilmiah pada tingkat internasional,” tuturnya.

Dirjen Risbang Kemenristekdikti juga menambahkan dari total 4.405 Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta di Indonesia, baru 2 Perguruan Tinggi yang mampu masuk dalam peringkat 500 Perguruan Tinggi terbaik dunia. Sedangkan pada peringkat jumlah publikasi ilmiah di tingkat ASEAN, Indonesia masih menempati urutan ke-4, dengan capaian 750 publikasi jurnal ilmiah internasional sehingga menjadikan Indonesia Juara di Asean.

“UNP punya modal yang tidak perlu diragukan lagi, peluang dalam meningkatkan kualitas melalui otonomi dan mampu tembus dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia bisa tercapai. Berbagai kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta kolaborasi nasional dan internasionalnya perlu digiatkan UNP dimasa mendatang,” tambahnya.

Dengan dorongan peningkatan jumlah publikasi, Dimyati berharap aktivitas riset tidak hanya selesai menjadi arsip perpustakaan.

Saat ini, Kemenristekdikti tengah menggulirkan berbagai regulasi yang mendorong civitas akademika perguruan tinggi untuk menghasilkan publikasi ilmiah nasional maupun internasional.

“Pada tingkat guru besar, kami mengharuskan setiap profesor melakukan publikasi internasional serta Dosen Lektor Kepala juga wajib publikasi ilmiah internasional,” tegas Dimyati dihadapan ratusan peserta sosialisasi.

Rektor Universitas Negeri Padang Prof Ganefri juga menyampaikan publikasi ilmiah internasional dari dosen-dosen UNP harus dipacu, agar publikasi ilmiah internasional Indonesia memenuhi target yang diharapkan Kemenristekdikti.

Melalui kegiatan ini diharapkan gairah para peneliti dalam melakukan penelitian semakin meningkat, sehingga dapat berkontribusi untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui output yang berkualitas.

Ditambahkan Ganefri, keluarnya regulasi baru akan memfokuskan para peneliti pada hasil penelitian, bukan terkunci dalam laporan keuangan. Ia akan mendorong penelitian dosen di UNP dengan menyediakan dana penelitian di setiap DIPA satuan kerja (satker).

“Tidak akan ada seorang dosen pun di UNP yang tidak melakukan penelitian.  Sejak UNP berakreditasi A, akan diupayakan gairah meneliti para dosen mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah publikasi di jurnal ilmiah internasional setiap tahunnya akan ditingkatkan. Tahun 2017 ini ditargetkan seratusan publikasi ilmiah internasional. Untuk meningkatkan penelitian, remunerasi untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat akan ditingkatkan nilainya menjadi 40%, sama dengan 4 SKS,” pungkasnya.

HIMBAUAN DIMYATI

            Di bagian lain, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek RI, Dr. Muhammad Dimyati pernah menyebutkan bahwa hilirisasi dan komersialisasi riset menjadi penting yang harus sepenuhnya didorong bersama.

Ia menyebut, masalah yang sampai saat ini terjadi di Indonesia pada riset-riset dari perguruan tinggi, masih banyaknya industri memakai riset dari luar negeri dan hasil riset dari perguruan tinggi tidak dimanfaatkan oleh industri yang bersangkutan.

Dimyati secara tegas menyatakan bahwa akta ini menjadi masalah yang harus diselesaikan bersama, dan harus didorong khususnya untuk para peneliti, agar terus mempunyai gairah yang tinggi, supaya ke depan risetnya bisa dimanfaatkan oleh kalangan industri.

Untuk itu, Dimyati mengatakan, pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap riset. Hasil riset mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keunggulan kompetitif dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, sehingga hampir tidak ada negara di dunia ini yang mempunyai daya saing dan pertumbuhan ekonomi tinggi tanpa memberikan perhatian yang serius terhadap riset.

Dimyati mengatakan, upaya untuk mendorong publikasi adalah harus melakukan inovasi. Harapannya, dari setiap masing-masing fakultas untuk bisa menghasilkan publikasi dimulai dari peran dekan.

Bila ini berjalan sesuai dengan prosedur yang ada, kata Dimyati menambahkan, bukan tidak mungkin Indonesia dapat meningkatkan ranking publikasi ilmiah internasionalnya.

Sementara itu seorang praktisi sekaligus akademisi, DR Ristapawa Indra M.Pd mengingatkan, dalam era globalisasi sekarang ini, seorang peneliti selain dituntut untuk dapat melakukan kerjasama penelitian dengan peneliti lainnya di dalam negeri, juga diharapkan mampu melakukan kolaborasi dengan para peneliti di luar negeri.

Hal ini dipandang perlu oleh Ristapawa, mengingat begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga melalui kerjasama dengan pihak luar negeri diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas penelitian dan jumlah publikasi hasil penelitian dari para peneliti Indonesia dalam jurnal ilmiah bereputasi internasional.

DR Ristapawa mengatakan, meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak dibuat MoU dalam bidang penelitian antara perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi di luar negeri, namun realisasi di lapangan dalam menindaklanjuti MoU tersebut masih sangat sedikit.

Pada umumnya, kata dia menambahkan, kerjasama para dosen Indonesia dengan pihak luar negeri dalam bidang penelitian masih bersifat individual, sehingga kesetaraan kerjasama tersebut tidaklah seimbang, akibatnya hak kepemilikan atas data hasil penelitiannya sebagian besar dimiliki oleh mitranya dari luar negeri. (Ridho)

Exit mobile version