Padang-Target tinggi yang diberikan kepada pesenam Sumbar, Rino Efendi tidak sesuai yang diberikan pemangku kebijakan olahraga Ranah Minang. Apakah, pemerintah dan KONI sudah mencukupi kebutuhan atlet?
Target boleh saja setinggi langit, tapi ukur jugalah bayang-bayang. Itulah Sumbar, gaya sok perhatian sama atlet, tapi bulanan atlet belum juga diberikan. Contoh saja, anggaran KONI awalnya disodorkan Rp 45 miliar hingga PON Papua. Tanpa musyawarah dipotong tagak oleh Dispora dan disetujui Rp 20 miliar. Apa mau jalan kaki ke Papua?
Wajar atlet Sumbar menjerit kekurangan gizi, kasarnya busung lapar. Mereka digenjot habis-habisan latihan tapi tanpa asupan gizi. Kalau gagal mencapai target yang disalahkan KONI dan atlet. Dispora mana ku tahu!
Rino Efendi atlet yang diandalkan KONI Sumbar meraih 3 medali emas PON XX, namun perhatian terhadapnya minim sekali. Padahal, dia tanpa kenal lelah latihan. Covid kata pemerintah dia terus latihan mandiri.
Namun yang satu ini tak bisa dimaafkan, Rino butuh sekali vitamin dan asupan gizi selama latihan. Dana yang tak seberapa itu bagi dia sangat penting. Karena, tanpa gizi yang seimbang bagaimana latihan maksimal.
“Insya Allah, kalau diasah terus dari sekarang didukung vitamin dan gizi yang baik saya bisa meraih medali PON Papua,” katanya yang baru saja usai seleksi untuk Sea Games 2021, Vietman, secara virtual. Kamis (18/3/2021).
Rino pada PON XX Papua turun pada nomor andalannya, pada alat meja lompat, palang sejajar dan palang tunggal. Nomor tersebut diprediksi bakal punya Rino nantinya. Namun, sanggupkah KONI Sumbar mengabulkan permintaanya?
Selama latihan di Pekanbaru, Rino juga minta peralatan latihan agar bisa lebih maksimal lagi. Selain itu, dicarikan dokter yang paham otot karena dicabor senam perlu ahli masage agar otot bisa stabil dan tidak kram.
Permintaan Rino tersebut sangat wajar, ingat ini target 3 medali emas PON XX. (almadi)