PADANG — Di bawah terik matahari Senin pagi (27/10), halaman Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar di Jalan Rasuna Said, Padang, menjadi saksi haru keberangkatan 315 atlet pelajar Ranah Minang menuju ajang bergengsi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas) XVII Tahun 2025 di Jakarta, yang akan digelar 1–10 November mendatang.
Namun, keberangkatan para duta muda ini bukan diiringi dengan fasilitas lengkap seperti umumnya kontingen daerah lain. Mereka berangkat berbekal kemauan, semangat, dan doa.
Upacara pelepasan berlangsung sederhana. Setelah laporan dari Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Elvis Martin, acara dilanjutkan dengan sambutan dan pelepasan resmi oleh Plt Kepala Dispora Sumbar, Dedy Diantolani.
Didampingi petinggi KONI Sumbar, Dedy menyalami satu per satu para atlet muda yang akan membawa nama Sumatera Barat di kancah nasional.
“Kami bangga dengan semangat kalian. Dengan kemauan yang keras dan doa, kita yakin anak-anak Sumbar mampu berprestasi di POPNas nanti,” ujar Dedy dalam sambutannya.
Di balik semangat itu, tersimpan cerita getir. Pemerintah Provinsi Sumbar tahun ini belum bisa memfasilitasi kontingen POPNas secara penuh, dengan alasan keterbatasan keuangan daerah.
Dari 315 atlet, hanya 10 orang yang difasilitasi melalui anggaran Dispora, terdiri dari atlet cabang atletik, silat, dan tinju—tiga cabor yang sebelumnya pernah menyumbangkan medali emas bagi Sumbar.
Sisanya? Semua kebutuhan keberangkatan, akomodasi, hingga perlengkapan ditanggung pribadi atau oleh orang tua atlet.
Beberapa orang tua yang hadir tak bisa menyembunyikan rasa kecewa mereka. “Percuma disebut Duta Sumbar kalau tiket dan biaya lainnya kami juga yang tanggung,” ujar Rini, orang tua atlet dari cabang bela diri dengan nada kesal.
Nada serupa datang dari Susi, orang tua atlet renang.“Beginilah kondisi sekarang. Pemerintah hanya melepas dengan doa. Tapi mudah-mudahan doa itu memang benar-benar mengiringi anak-anak kami sampai podium juara,” ujarnya lirih.
Bagi mereka, mewakili Sumatera Barat di ajang nasional bukan sekadar kehormatan, tetapi juga bukti bahwa perjuangan tidak selalu diukur dari seberapa besar dukungan, melainkan seberapa kuat tekad dan cinta mereka pada daerah.
“Tidak apa-apa berangkat seadanya, yang penting kami bisa buktikan bahwa anak Sumbar tetap bisa berprestasi,” kata salah satu atlet muda sebelum menaiki bus keberangkatan.
POPNas XVII bukan hanya ajang pembuktian kemampuan olahraga pelajar Indonesia, tetapi juga uji komitmen pemerintah daerah dalam membina generasi muda berprestasi.
Kontingen Sumbar memang berangkat dengan sederhana, namun mereka membawa harapan besar: bahwa dari doa dan kemauan, prestasi besar bisa lahir.(Agusmardi)
