Padang – Sosok Roehana Koeddoes kembali ditonjolkan para jurnalis di Ranah Minang dua bulan terakhir. Mereka menghadirkannya dalam berbagai tulisan.
Semangat mereka membuat Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Koto Gadang mendorong iven tersebut dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Akan didukung agar lebih meriah dan menasional.
“Saya sebagai Ketua KAN Koto Gadang sangat gembira melihat antusiasme para jurnalis khususnya jurnalis perempuan Sumbar dalam mengangkatkan figur Roehana Koeddoes. Tulisan mereka yang menghiasi berbagai media sejak HPN 2018 hingga dua bulan terakhir dapat mempercepat penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada perempuan Koto Gadang yang biasa kami panggil Tuo Roehana Koeddoes,” ujar Leonardy, Sabtu 22 Desember 2018.
Leonardy tentu saja mendukung penuh upaya Forum Jurnalis Perempuan (FJP) Sumbar untuk lebih menggaungkan nama tokoh asal nagarinya itu lewat Roehana Koeddoes Award.
Para perempuan minang perlu dibangkitkan kesadarannya. Di masa penjajahan Belanda, Roehana sudah bisa melakukan kegiatan ekspor dan impor, mendidik sekaligus memberdayakan sesamanya. Malah berupaya meningkatkan perekonomian keluarga perempuan-perempuan di sekitarnya.
Pasti lebih banyak yang bisa diperbuat oleh perempuan saat ini. Kemudahan informasi dan dukungan teknologi semakin memungkinkan peningkatan kiprahnya di berbagai bidang.
Pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini ingin agar itu menjadi agenda tahunan FJP. Bahkan dia menyarankan kalau perlu gelaran berikutnya lebih meriah dan dibanjiri doorprize. “Doorprize nampaknya perlu agar acara lebih meriah,” ujarnya.
Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Zuriani Lubis menyatakan apresiasinya terhadap gelaran Roehana Koeddoes Award. Dia berharap Roehana bisa segera dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Roehana dia nilai sebagai pahlawan perempuan dalam arti sesungguhnya.
“HPN 2018 di Padang, kita dibuat tersentak. Ternyata ada satu lagi kebanggaan bagi para wartawan selain Adinegoro yaitu Roehana Koeddoes. Makanya di momen HPN itu tercatat seribu tulisan wartawan Indonesia tentang wartawati pertama di Indonesia ini,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Uni Lubis ini.
Uni Lubis juga memandang perlu upaya yang lebih konstruktif guna mempercepat pemberian penghargaan terhadap Roehana. Penghargaan ini pun secara tak lansung menunjukkan eksistensi kaum perempuan, utamanya lagi yang berprofesi sebagai jurnalis. Diharapkan mereka lebih profesional, tidak terkontaminasi oleh bisnis dan politik.
Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus, menambahkan, persyaratan menjadikan Roehana Koeddoes pahlawan nasional seperti rekomendasi dan catatan hidup semua sudah lengkap. Dokumen-dokumen asli pun sudah ada di Perpustakaan Nasional.
“Ibarat buah, usaha menuju itu sudah matang, hanya tinggal menunggu jatuh. PWI tahun 2019 pastinya akan tetap bersama Pemprov untuk kembali mengusulkan Roehana Koeddoes menjadi pahlawan nasional,” katanya.
Mendapati dukungan seperti ini, Ketua FJP Sumbar Indrawati Arifin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Dia pun berharap dukungan semua pihak terhadap iven ini di 2019 nanti.
Menurutnya, iven ini telah lama menjadi impiannya. Dukungan KAN Koto Gadang yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPD RI periode 2014-2019 makin memantapkan langkahnya, hingga terwujudlah Roehana Koeddoes Award. (*)