Payakumbuh-Mantan ketua KONI Sumbar Prof Syahrial diundang sebagai nara sumber pada seminar olahraga kota Payakumbuh. Turun gunungnya, mantan Kadispora Sumbar itu jadi perhatian insan olahraga daerah setempat.
Dalam dunia olahraga modern, kata guru besar olahraga itu, peran pelatih yang memahami sport science merupakan cara yang optimal meraih prestasi. Era baru dalam dunia olahraga tak luput juga dari peran sport science.
Peran sport science inilah yang menjadi alasan utama KONI Kota Payakumbuh mengadakan seminar yang dilaksanakan di Aula Lantai III Balaikota Payakumbuh, Sabtu ( 26/8/2023). Seminar yang di gelar KONI Kota Payakumbuh yang bertema “Melalui Sport Science Kita Tingkat Prestasi Olahraga Kota Payakumbuh Menuju Pentas Dunia” itu menghadirkan Guru Besar Ilmuan Olahraga berkelas internasional, Prof Syahrial Bakhtiar.
“Sebagai organisasi wadah induk cabor prestasi, peran pelatih sangat penting untuk melahirkan atlet menjadi kebanggaan Kota Payakumbuh dimasa mendatang” ujar Ketu KONI Kota Payakumbuh, Yengki Otrio kepada wartawan media ini, Sabtu (26/8).
Sementara itu Prof Syahrial Bakhtiar mengatakan, bicara tentang sport science tak terlepas dari pengembangab performa tinggi atlet khususnya fisik, teknik, taktik dan psikis. Untuk itu, dikatakan Prof Syahrial, yang juga Ketua ISORI Pusat itu, para pelatih Kota Payakumbuh mesti memahami penerapan sport science karena IPTEK akan mempermudah melahirkan prestasi atlet berkelas olimpiade.
“Artinya Atlet Kota Payakumbuh tidak saja berorientasi PON tetapi dimasa mendatang Kota Payakumbuh akab melahirkan atlet sekelas olimpiade jika para pelatih memahami sport science dengan baik,” ujarnya.
Menurut Syahrial,Sport science merupakan disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip sains dan teknik-teknik yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Sport Science memiliki arah antara lain untuk memprediksi dan membandingkan hasil dari tes yang telah dilakukan, memonitor hasil pelatihan yang telah dilakukan,
“Sport Science juga dapat digunakan sebagai penentu keputusan, menetapkan suatu tujuan, apabila perlu dilakukan suatu revisi program, dapat digunakan untuk melakukan identifikasi bakat dan penentuan sasaran, sebagai bahan untuk memberikan motivasi, dan tidak semua cabang dapat diukur dengan alat yang sama, dan masing 2 mempunyai keunikan tersendiri,” pungkas mantan Dekan FIK UNP itu.(Almadi)