Indeks
Sumbar  

Pembangunan Embung Talago Mumbuang Dukung Perekonomian Masyarakat

Sukses dan selesainya pembangunan Embung Talago Mumbuang di Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, sangat diharapkan warga, karena pertanian warga yang selama ini bergantung pada sistem sawah tadah hujan, bisa lebih optimal dengan sistem pengairan yang selalu tersedia. Sektor perikanan dan pariwisata pun sudah tampak di depan mata warga untuk dikelola demi peningkatan kesejahteraan.

Niat baik pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) dengan perpanjangan tangannya Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, membangun Embung Talago Mumbuang di Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, ditujukan untuk mendukung sistem pengairan yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat setempat.

Tidak hanya sektor pertanian, pembangunan embung ini juga akan membantu usaha warga di sektor perikanan dan pariwisata. Jika sebelumnya penghasilan warga di sektor perikanan dengan menggunakan sistem “limpahan banjir”, dengan menggunakan perangkap ikan dari bambu pada genangan air kolam atau “talago” yang dipanen ketika air surut.

Di sisi lain, karena pemandangan di lokasi pembangunan embung sangat indah dan natural, maka bisa dikembangkan untuk sektor pariwisata yang bisa dikelola oleh warga untuk meningkatkan penghasilannya. Jika lancar, tentunya juga akan menambah pendapatan daerah dari sektor retribusi dan pajak.

Kepala BWS Sumatera V, Maryadi Utama, ST, M.Si, mengatakan, pembangunan Embung Talago Mumbuang menggunakan sumber dana SBSN Tahun 2019. Dengan kontrak Rp 14 miliar lebih.

Dikatakan, Maryadi, proyek dengan nomor kontrak HK. 02.03/BWS.S5-PJSA.WS IAKR/DSE-2019/12 ini, waktu pelaksanaannya 201 hari kalender yang diperkirakan akan selesai pada 31 Desember 2019 mendatang.

Pekerjaan yang diserahkan pada rekanan pelaksana PT Area Bangun Putra Sejati, dengan konsultan supervisi CV Afiza Limko Konsultan, KSO PT Yasa Kreasindo Cemerlang ini bisa berjalan sesuai target agar segera bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

Menurut Maryadi, kinerja kontraktor dinilai cukup baik dan profesional, terlihat dari cara kerja dan didukung peralatan yang bagus dan lengkap serta memakai material yang sudah mengacu pada spesifikasi teknis yang diawasi secara ketat oleh konsultan supervisi yang setiap saat siap menegur, membongkar dan menghentikan pekerjaan apabila melanggar kontrak.

Kontraktor terlihat memiliki dedikasi tinggi dan berupaya menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggungjawab. Padahal ada pengurangan masa pengerjaan dari 300 hari kalender menjadi 210 hari kalender, karena faktor administrasi negara, ditambah lagi adanya polemik dengan oknum yang semula bersedia tanahnya digunakan namun kemudian menolak dan menghalangi mobilisasi alat berat. Setelah musyawarah bersama unsur nagari, ninik mamak, tokoh adat, pemuda dan masyarakat maka masalah bisa diselesaikan, dan pembangunan embung tetap dilanjutkan. Pada pertengahan 2019 lalu rekanan sudah bisa memobilisasi alat berat.

Beberapa bulan saja rekanan bekerja, progres pengerjaan embung telah melebihi 50 persen.

Sementara itu, pihak rekanan pelaksana dari PT Area Bangun Putra Sejati, Adang Hidayat dan Andri, ketika ditemui di lokasi, Selasa (19/11), mengatakan, secara umum luas lokasi pembangunan embung ini sekitar 1.5 hektare ini, memiliki luas area tampungan 15.581 m2, dengan perkiraan tinggi genangan 3 meter, sehingga memiliki kapasitas 46.743 m3.

Adang mengakui dalam melaksanakan proyek ini, pihaknya berupaya dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk menyelesaikannya sesuai target yang direncanakan. Diakui Adang, berbagai kendala di lapangan cukup mempengaruhi percepatan pengerjaan seperti masalah alam dan sosial, namun masih bisa diatasi.

“Kendala alamiah yang kami hadapi adalah apabila hujan turun akses jalan ke lokasi sangat licin sehingga menyulitkan untuk mobilisasi bahan material dan operator alat berat dalam bekerja. Apalagi, lokasi proyek yang rendah sehingga mudah terdapat genangan bila hujan sedikit saja, ditambah Talago Mumbuang ini terhubung dengan Telaga Tarusan,” ungkapnya.

“Alhamdulillah bila hari tidak hujan, kami berjibaku mengerjakan proyek, bahkan lembur demi tujuan mencapai target pengerjaan sesuai waktu yang ditentukan. Target kami pada bulan Desember mendatang, embung sudah bisa dioperasionalkan lengkap dengan fasilitas pendukung,” ungkapnya yakin.

Di samping kendala alamiah yang dihadapi, Adang mengaku cukup kerepotan menghadapi masalah sosial yang berasal dari “oknum nakal” yang seolah sengaja mencari-cari kesalahan dan bersikap memvonis tanpa ada konfirmasi dengan pihaknya.

“Padahal kami sangat terbuka dengan kritikan dan masukan terhadap pekerjaan kami agar bisa mencapai hasil maksimal. Jika memang ada sesuatu yang dirasa kurang tepat atau salah dan langsung disampaikan, maka segera kami tindak lanjuti. Justeru kami senang jika pekerjaan kami diawasi agar lebih optimal. Namun mohon jangan seolah memeras dengan mencari-cari kesalahan,” ungkapnya lirih.

Di sisi lain, Adang merasa terbantu dengan bantuan warga setempat yang bersikap kooperatif, selalu menanyakan kendala yang kami hadapi dan mereka menunjukkan sikap bersedia membantu.

“Seperti pada waktu lalu, ketika kami terkendala kekurangan pekerja tukang untuk optimalisasi pekerjaan, warga dengan antusias membantu dengan mencarikan pekerja untuk kami,” ungkapnya haru.

Pria mudah senyum itu, mengaku sangat terbantu dengan sikap baik warga yang menganggap pihak perusahaannya seperti saudara sendiri. “Saya masih ingat, ketika akan memulai pengerjaan, masyarakat sangat antusias berbaur bersama kami melaksanakan selamatan dengan potong kambing menampakan rasa kekeluargaan dan semangat gotongroyong,” ujarnya.

Menurut Dadang, perusahaan juga akan membantu warga untuk pembangunan gapura, kegiatan kepemudaan dan sosial lainnya.

Tokoh masyarakat dan pemuda, Muhammad Adrizal Katik Nagari, ketika ditemui di lokasi proyek mengatakan, proses pembangunan embung ini sangat membantu warga, di mana menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga yang menganggur, sehingga pemuda di daerah ini bisa berdayaguna dengan dipekerjakan rekanan sesuai kemampuan mereka.

“Selaku tokoh pemuda dan masyarakat, yang juga aktif di lembaga kemasyarakatan seperti LSM, saya menghimbau agar kita mendukung pembangunan embung yang tentunya akan menguntungkan masyarakat kita. Jangan karena kepentingan pribadi sesaat, kita mencari-cari kesalahan yang menimbulkan polemik yang bisa menghambat progres pembangunan. Kita wajib mengawal rekanan agar bekerja profesional dan optimal, jika ada yang kurang tepat mari sampaikan langsung pada rekanan agar segera diperbaiki secepatnya, hingga pekerjaan bisa tercapai tepat waktu,” tegasnya.

Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Walinagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Rahman S.PdI, ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (20/11), mengatakan, pihaknya menyambut positif pembangunan embung, karena bila proyek ini selesai tentunya akan sangat membantu warga, khususnya di sektor pertanian.

Paling tidak, lanjut dia, sekitar 50 hektare areal persawahan di tiga jorong yakni, Jorong Bansa, Jorong Babukik dan Jorong Alang di Nagari Kamang Mudiak ini akan teraliri air. Bahkan jika pasokan airnya mencukupi bisa menjangkau persawahan di jorong-jorong sekitarnya, seperti Jorong Halalang, dan Aia Tabik. “Kemungkinan bisa mengaliri 400 hektare sawah warga,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata Rahman, bila pembangunan embung telah dioperasikan akan membantu penghasilan warga dari sektor perikanan. Dimana sebelumnya, perikanan warga hanya dengan menggunakan jebakan ikan dari “limpahan banjir”.

“Jika pembangunan embung ini selesai, paling tidak akan ada tiga sektor perekonomian warga yang akan terbantu, yakni sektor pertanian, perikanan dan pariwisata. Saya yakin dengan kondisi tersebut otomatis pendapatan warga akan meningkat tajam,” ujarnya serius.

Rahman menghimbau masyarakat segenap masyarakat yang dikoordinir walijorong dan pemuda, di jorong lokasi pembangunan embung tersebut, agar bersinergi mengawal agar pembangunan embung bisa selesai seperti yang diharapkan.

“Jika ada kritikan kita sampaikan langsung pada rekanan untuk segera diperbaiki agar hasilnya lebih optimal. Mari kita beri ruang untuk rekanan bekerja maksimal menyelasaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan,” ujarnya serius.

Camat Kamang Magek, Rio Eka Putra, SIP, M.Si Ketika dihubungi wartawan via ponselnya, Rabu, (20/11), mengatakan, optimis jika embung telah selesai dan bisa dimanfaatkan, maka akan mendatangkan potensi penghasilan warga dari sektor pertanian, perikanan bahkan pariwisata.

“Semoga pekerjaan embung ini bisa selesai sesuai target dan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga. Soal pengelolaan nantinya akan diserahkan pada pemerintahan nagari dan warga. Pihak kecamatan hanya memfasilitasi,” ujarnya. (Tana/edY)

Exit mobile version