Indeks

Munas Pertina Ricuh, Efendi Ketua Pertina Sumbar Dukung Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak

PADANG — Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) tahun 2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu (25/6/2025) berlangsung ricuh. Bahkan, berakhir dengan deadlock. Namun Pertina Sumbar tetap dukung Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak.

Dukungan Pertina Sumbar terhadap Komarudin Simanjutak tak lain, dinilai dia punya pengalaman selama memimpin olahraga tinju nasional pada priode lalu.” Kita harus berikan kesempatan kepada Mayjen Komarudin untuk kedua kalinya. Karena priode lalu programnya terganggu karena Covid-19,” ujar Efendi Guci, Jum’at (27/6/2025).

Munas dengan tema,”Satu Hati Satu Tujuan”, ternyata bukan satu hati dan satu tujuan, karena berlangsung ricuh dan  tanpa hasil. Padahal, Munas Pertina ini agenda utamanya untuk memilih Ketua Umum Pertina periode 2025–2029. Dua kandidat yang bersaing adalah Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak dan Dr Hillary Brigitta Lasut (HBL). Namun, proses pemilihan tidak berjalan mulus akibat suasana yang memanas dan dinamika sidang yang tidak kondusif.

Kondisi tersebut membuat Ketua Pertina Sumbar, Efendi Guci ikut prihatin karena berakhir dengan kebuntuan alias deadlock.” Ya saya prihatin melihatnya, karena tanpa hasil yang baik,” ujarnya Jum’at (27/6/2025).

Menurut mantan petinju Sumbar era 80-an itu, Munas tersebut tidak berjalan sesuai dengan semangat sportivitas dalam dunia olahraga. Harusnya peserta menjunjung tinggi nilai sportivitas. Namun, sangat disayangkan, suasana malah ricuh karena ulah segelintir pihak yang mengaku pendukung HBL,” jelas Efendi.

Menurutnya, mereka yang hadir tersebut sering memicu keributan dan tidak dikenal di lingkungan tinju amatir. Bahkan, mereka tidak punya hak bicara dan hak pilih. Hanya sebagai peninjau saja.

Situasi kian runyam saat muncul seorang penyusup yang mengaku sebagai perwakilan Bangka Belitung, padahal delegasi resmi dari provinsi tersebut sudah hadir lengkap.” Oknum tersebut mengaku pengurus pertina Babel.

“Jadi saya menyayangkan sekali dengan terjadinya keributan, padahal tujuan Munas untuk memperbaiki terjadinya dualisme,” sebut Efendi.

Ia juga menyinggung adanya tekanan dari oknum pendukung salah satu kandidat (HBL) kepada pimpinan sidang yang akhirnya terpaksa mengikuti kehendak mereka.

Bahkan, kubu HBL mengerahkan preman, untuk menghindari terjadinya korban tindak kekerasan panitia menghentikan munas. “ Kubu sebelah jelas sekali mengerahkan preman memakai kaos lambang Pertina dengan logo HBL dan menyewa kamar di hotel,” tambah Efendi.

Ketua Pertina Sumbar berharap berakhirnya Munas dalam kondisi deadlock, akan ada solusi. Buat masa depan olahraga tinju nasional agar dapat berbicara ditingkat dunia. (almadi)

Exit mobile version