SDN 54 Payakumbuh, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat
Berpartisipasi di dunia modern seperti saat ini, literasi digital memberikan manfaat dan memiliki peran yang sangat penting. Dengan tekhnologi digital, seseorang dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Literasi digital sangat berperan di tengah keputusan pemerintah daerah dalam rangka mengantisipasi dan meminimalisir dampak Corona Virus Disease ( COVID-19) di berbagai kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.
Melaksanakan proses pembelajaran di rumah selama 14 hari (19 Maret – 01 April 2020) membuat tenaga pendidik/ guru memberikan tugas sesuai Program Pembelajaran yang telah direncanakan secara daring (via WhatsApp) di rumah. Tugas yang dikerjakan oleh peserta didik selanjutnya dilaporkan kembali ke guru melalui pesan Whats App (WA) dalam bentuk foto (bagi orang tua siswa yang tidak memiliki aplikasi WA, maka tugas dikumpulkan pada saat sekolah kembali). Dalam hal ini guru juga memeriksa hasil pekerjaan peserta didik setiap hari di rumah.
Pembelajaran di rumah ini mengkonfirmasi kepada peserta didik , tenaga pendidik, dan orang tua bahwa belajar daring atau online bukan lagi masa depan, melainkan sudah di depan mata dan siap untuk dipraktikkan. Literasi digital menjadi kebutuhan mendesak sekarang ini. Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), literasi digital diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti computer.
Selain computer, Gawai (telepon pintar) juga cocok sebagai media literasi digital untuk meningkatkan antusiasme gerakan literasi di sekolah saat pembelajaran dipindahkan ke rumah peserta didik.
Mengapa perlu memanfaatkan literasi digital untuk tekhnis pembelajaran di rumah? Ruang lingkup literasi digital sangat luas, oleh sebab itu literasi digital ini dapat diaplikasikan di sekolah, keluarga (rumah), maupun masyarakat.
Untuk mengakses pembelajaran secara Literasi digital juga sangat beragam, mulai dari referensi bacaan yang banyak, juga bisa belajar melaui video-video pembelajaran yang ada di portal-portal pendidikan. Peserta didik juga bisa membuat konten-konten pembelajaran sendiri sesuai materi pembelajaran yang sekaligus melatih karakter peserta didik seperti berani dan bertanggung jawab.
Literasi digital ini memiliki beberapa kelebihan antara lain bisa dilakukan kapanpun, dimanapun tidak terbatas waktu dan tempat. Memperoleh informasi dengan cepat, belajar lebih cepat, selalu mengetahui informasi terkini serta yang terpenting mempermudah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan orang tua saat melakukan pembelajaran di rumah. Media lebih variatif dan kekinian, peserta didik merasa gembira karena zaman sekarang tidak bisa kita pungkiri peserta didik saat ini sangat susah dijauhkan dari gadget dan kenyataannya sudah banyak peserta didik yang memiliki gawai sendiri. Peserta didik saat ini dapat dikatakan sebagai generasi digital, karena mereka lahir setelah adopsi tekhnologi digital.
Dengan literasi digital juga tercipta kemampuan memahami serta mampu berpikir kritis serta melakukan evaluasi pada media digital dan juga bisa merancang konten-konten komunikasi yang bisa dijadikan sebagai bahan pembeajaran. Peserta didik yang mendapatkan tugas dari guru, ia bisa mengetahui sumber-sumber informasi terpercaya yang dapat dijadikan referensi untuk keperluan tugasnya. Waktu akan lebih berharga karena dalam menemukan informasi itu menjadi lebih mudah.
Dengan adanya pembelajaran di rumah secara daring ini, tugas kita sebagai pendidik mengarahkan untuk menggunakan gadget/gawai tersebut sebagai media untuk pembelajaran bukan untuk hal-hal yang negative.
Tidak bisa kita pungkiri penggunaan gawai juga ada sisi negative yang banyak kita lihat contoh serta akibatnya di lingkungan masyarakat. Selain memberikan pembelajaran daring, sebenarnya tugas kita sebagai pendidik dan orang tua sangat berat untuk mengantisipasi dampak buruk dan tantangan pendidikan di zaman Now dari penggunaan internet dan gawai.
Cara yang paling pas dalam mengembangkan literasi digital di dalam keluarga ( di rumah) dimulai dari peran ayah dan ibu, karena mereka berdua seyogyanya menjadi contoh literasi dalam menggunakan bahan digital. Diskusi, saling menceritakan kegunaan media digital yang positif dapat dilakukan orang tua terhadap putra- putrinya.
Literasi digital khususnya implementasi pada usia anak-anak usia sekolah dasar, harus mendapatkan pengarahan dan pendampingan dari orang tua dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Pasalnya anak-anak di masa perkembangan masih minim kemempuan literasinya terhadap media sosial dan video daring seperti youtube.
Keluarga merupakan benteng pertama dalam literasi digital, karena anak-anak memerlukan pendampingan orang tua dan mendidik anak-anak agar cerdas dalam mengolah dan menyampaikan informasi sehingga mereka tidak salah dalam menerima dan menyampaikan informasi lewat media sosial. (*)