Indeks

Mantan Plt KONI Sumbar, Hamdanus Difitnah Soal Pencairan Dana Atlet

Padang-Hamdanus mantan Plt KONI Sumbar meradang, dia kesal. Tudingan tersendatnya pencairan dana bantuan atlet peraih medali pada PON Papua 2020 adalah akibat kesalahannya. Wajar mantan anggota DPRD Sumbar itu naik darah. Lalu dia ungkapkan uneg-unegnya kepada pers.

Sebelumnya, Ronny Pahlawan yang baru saja terpilih sebagai Ketua KONI Sumbar menjelaskan, tertundanya bantuan dana pembinaan atlet peraih medali PON Papua 2020. Penyebabnya tak lain karena belum adanya serah terima keuangan dari pengurus lama. Dampaknya, dana tersebut tidak bisa diberikan kepada atlet.

“Persoalan ini sudah disampaikan kepada atlet dan mereka sudah mengerti, namun demikian mereka tetap meminta segera dananya dicairkan secepatnya,” ujar Ronny pada relis yang diterima.

Menurut Ronny, tuntutan atlet tersebut wajar saja, karena memang hak mereka dan dananya sudah ada. Sedangkan, uang pembinaan yang jadi prioritas utama pengurus baru saat ini harus ada penyelesaian administrasi keuangan dengan pengurus lama.

“Jadi kita akan mengundang semua atlet guna menjelaskan persoalan yang terjadi. Selain itu kita akan persiapkan data dan surat yang diperlukan jika dana sudah cair,” ujarnya.

Hamdanus menceritakan tentang belum adanya serah terima keuangan dari dirinya. Menurutnya, hentikanlah dulu fitnah dan pemutar balikan fakta yang terjadi. Persoalan laporan keuangan sudah selesai dibikin begitu masa jabatannya sebagai Plt berakhir bulan Juni 2022.

“Laporan keuangan sudah selesai saya bikin dan tanyakan saja ke Furqan selaku kepala tata usaha KONI Sumbar. Sedangkan SK sebagai dasar pembayar uang pembinaan atlet dan setuju dibayar sudah ditandatangani. Jadi semua tugas sebagai Plt telah tuntas. Sedangkan laporan pertanggungjawaban keuangan sudah saya tugaskan Furqan mengantarkannya ke Dispora. Sekarang tersendatnya pencairan dana itu apakah mesti saya yang disalahkan,” ucap Hamdanus kepada pers, Rabu (26/7).

Prilaku pengurus yang baru saja terpilih langsung menduduki kantor KONI Sumbar dinilai tidak punya etika. Harusnya, permisi dululah dan lakukan serah terima dengan pengurus sebelumnya.

”Kalau macam ini bagaimana saya menuntaskan kerjaan seandainya ada yang tertinggal. Sebab, tempat saya sudah diambil alih dan sekarang diminta pula melakukan serah terima laporan keuangan,” katanya. (almadi)

Exit mobile version