Mantan Ketua KONI Sumbar, Prof. DR. Syahrial Bakhtiar, M.Pd kehidupanya tak bisa lepas dari dunia olahraga. Sebab, lewat olahraga sosoknya dikenal banyak kalangan. Tak heran, beliau adalah orang pertama yang jadi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar. Bayangkan, kala itu tiga instansi penting dipimpinya yaitu, Ketua KONI, Kadispora dan Rektor III UNP.
Serakah, oh no!. Syahrial rela melepaskan jabatan Kadispora Sumbar yang baru berumur setahun. Begitu juga sebagai Ketua KONI. Dia lebih memilih mengabdi pada Perguruan Tinggi. Dibalik semuanya itu, ada berkah didapat Syahrial Bakhtiar dipercaya memegang tampuk Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI) sampai saat ini.
Perjalanan panjang pada dunia olahraga, mulai dari atlet, pelatih hingga memegang pucuk tertinggi olahraga. Jadi pengalaman tersendiri bagi sang guru besar olahraga Sumbar itu. Apa salahnya ilmu yang diperoleh tersebut ditularkan melalui buku yang baru saja diluncurkan.”Hidup saya dari olahraga, jadi tidak bisa dipisahkan,” ujar Ketua Pelti Sumbar itu. Senin (12/10/2020) malam.
Dua buku yang baru saja diluncurkan itu, berjudul Sistem Identifikasi Bakat Dalam Olahraga dan Movement Science: A Guide for Practitioner. Prof Syahrial Bakhtiar menyatakan buku Sistem identifikasi bakat dalam olahraga dirancang untuk kemajuan prestasi olahraga jangka panjang. Identifikasi bakat umumnya digunakan dalam olahraga-olahraga profesional atau olimpiade untuk mengembangkan atlet-atlet muda menjadi bintang olahraga masa depan.
Ada banyak sekali kelompok “tersembunyi” anak-anak yang berbakat di Indonesia, sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia.“Banyak anak yang berpotensi menjadi atlet profesional dan bahkan mampu bersaing pada level tertinggi dalam berbagai cabang olahraga. Namun, kita saksikan hingga saat ini hanya sedikit medali yang dimenangkan Indonesia pada pertandingan Olimpiade,” ujar Syahrial.
Performa terbaik bagi seorang atlet tidak terjadi secara kebetulan. Itu diawali dengan proses yang panjang dan kompleks. Secara global, kecenderungan dalam identifikasi dan pengembangan bakat lebih menekankan pada performa jangka pendek.
Persaingan yang sengit dan investasi pada dasarnya ditujukan kepada para atlet yang sedikit banyaknya telah terbukti bahwa mereka memiliki potensi untuk mengukir prestasi di level tertinggi. Satu-satunya fokus adalah medali.“Buku ini menyoroti adanya pergeseran dari sistem seleksi ke sistem pengembangan. Kita percaya bahwa lebih baik ‘berinvestasi’ dalam pengembangan semua anak daripada mempertahankan sistem seleksi awal yang pada akhirnya kita akan banyak kehilangan bakat. Mendeteksi dan mengembangkan gerak anak yang lebih baik dan mengarahkan mereka ke olahraga yang mereka sukai sesuai keahlian mereka dapat menghasilkan sebuah kebijakan olahraga baru.,” jelas Ketua Umum ISORI Pusat itu.
Dipaparkannya buku Sistem Identifikasi Bakat dalam Olahraga merupakan buku yang dihasilkan dari Kerjasama yang Panjang dan terencana dengan Prof. Dr. Johan Pion sebagai ilmuan Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan juga kepala identifikasi dan pengembangan bakat olahraga di HAN University of Applied Sciences, Belanda.
Sedangkan buku Movement Science: A Guide for Practitioner yang diterbitkan oleh McGraw-Hill di Singapura merupakan hasil Kerjasama terencana dengan Prof. Ian Harris Sujae, Dr. Wan Rizal Zakariah, dan Prof. Michael Koh dari Republic Polytechnic Singapura.
“Buku ini sudah dapat dibeli pada www.bukalapak.com.
Kedua buku ini diharapkan bermanfaat dalam proses pembinaan olahraga prestasi baik bagi para ilmuan olahraga, stakeholder, dan khususnya para pelatih olahraga di seluruh tanah air.
Semoga diharapkan beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu melahirkan atlet-atlet profesional pada berbagai cabang olahraga dunia,”jelas Syahrial Bakhtiar, yang satu-satunya manta Dekan Fakultas Ilmu Olahrag di Indonesia yang pernah memimpin KONI provinsi itu.
Diharapkannya, buku ini juga akan menjadi motivasi bagi bangsa Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2032. Karena itu sudah saatnya prestasi olahraga Indonesia juga mengikuti kemajuan bangsa dalam bidang-bidang lainnya, menjadi yang terbaik diAsia Tenggara, menjadi salah satu macan Asia, dan diperhitungkan pada tingkat dunia.
Peluncuran buku ini yang dihadiri oleh ilmuan dan praktisi olahraga Kota Padang juga dijadikan sebagai acara tasyakuran milad ke-58 Prof. Syahrial. Bertindak sebagai pembahasa kedua buku tersebut adalah Sahripal Efendi yang merupakan praktisi olahraga mantan atlet Nasional Pencak Silat yang pernah meraih medali emas pada kejuaran dunia 2016 di Singapura dan mendali perak di PON 2016.
Sahripal berharap buku dan sistem pengembangan bakat ini dapat segera disosialisasikan. Karena berdasarkan pengalamannya baik sebagai atlet maupun pelatih tentang keberbakatan ini selalu menjadi tanda tanya bagi saya bagaimana keberadaan keberbakatan anak-anak yang sedang saya latih. (almadi)