PADANG— PT Semen Padang kembali mencatatkan prestasi membanggakan melalui Workshop Bisnis Inkubasi Non Semen (BINS) memproduksi dua segmen Shell Kiln raksasa untuk proyek penggantian Shell Kiln di Pabrik Tonasa IV, milik PT Semen Tonasa. Proyek senilai Rp13,2 miliar ini menjadi pengiriman terbesar dan terpanjang dalam sejarah kemitraan kedua perusahaan.
“Seluruh proses produksi Shell Kiln ini dikerjakan secara mandiri oleh tenaga lokal di Workshop kami sendiri. Ini menjadi bukti nyata bahwa anak bangsa mampu menghasilkan produk fabrikasi berskala besar dan kompleks yang mampu bersaing secara nasional,” ujar Direktur Operasi PT Semen Padang, Pri Gustari Akbar, Jumat (11/4/2025).
Nur Anita menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar proyek, tetapi juga simbol dari daya saing dan nilai tambah yang terus dikembangkan PT Semen Padang di sektor industri non-semen.
Sebagai bagian dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG, keterlibatan Semen Padang dalam proyek ini memperkuat posisi perusahaan di industri fabrikasi berat. Kepercayaan dari PT Semen Tonasa pun bukan hal baru, karena kerja sama serupa telah terjalin sejak 2009. Namun kali ini, pengiriman yang dilakukan tercatat sebagai yang terbesar dari sisi ukuran dan volume.
“Kami tidak hanya menjadi pelopor industri semen di Asia Tenggara, tapi juga terus memperluas kontribusi ke berbagai sektor strategis melalui inovasi dan ketekunan,” tambahnya.
Senior Manager Workshop BINS, Febi Rieldi, didampingi Senior Manager Marketing BINS, Wiradana Jufri, menyampaikan bahwa dua segmen Shell Kiln tersebut rampung dalam waktu 65 hari dan siap diberangkatkan melalui Pelabuhan Teluk Bayur.
Febi menjelaskan, segmen pertama telah dikirim sebelum Lebaran dengan bobot 62 ton, diameter 5,5 meter, panjang 14,6 meter, dan ketebalan pelat 30 mm. Sementara segmen kedua, yang lebih tebal (35 mm) dan panjang 13,9 meter, akan dikirim akhir pekan ini. Total bobot keduanya mencapai 138,5 ton dan akan diangkut menggunakan armada khusus Multi Axle Truck (MAT) menuju Pelabuhan Teluk Bayur, sebelum diberangkatkan ke Pangkep, Sulawesi Selatan.
“Ini merupakan salah satu proyek strategis kami. Selain fabrikasi, tim BINS juga dipercaya untuk melakukan proses erection langsung di lokasi,” ujar Wiradana. Sekitar 30 tenaga kerja terampil telah disiapkan, dengan target penyelesaian pemasangan selama 22 hari.
Workshop BINS sendiri berdiri sejak 1986 dan awalnya memproduksi alat transportasi industri seperti rubber belt conveyor, screw conveyor, dan pneumatic gravity conveyor. Kini, BINS berkembang menjadi unit unggulan untuk proyek-proyek fabrikasi industri berat, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Jejak panjang prestasi Workshop BINS mencakup produksi Shell Kiln untuk PT Semen Baturaja dan Semen Andalas pada era 1990-an, pembuatan cement mill untuk Bangladesh di awal 2000-an, hingga proyek Shell Kiln untuk pabrik kertas Toba Pulp Lestari, Porsea, pada 2019.
Keberhasilan ini menegaskan posisi PT Semen Padang bukan hanya sebagai produsen semen, melainkan juga sebagai kekuatan industri nasional yang terus tumbuh, mandiri, dan membanggakan. (*)