Indeks

Irigasi dan Padat Karya Tunai Tahun 2019 Meningkat Dua Kali Lipat di Sumbar

Menteri PUPR bersama Dirjen SDA Imam Santoso (saat itu) dan Kepala BWSS V Maryadi Utama di Program Padat Karya Tunai Tanah Datar
Menteri PUPR bersama Dirjen SDA Imam Santoso (saat itu) dan Kepala BWSS V Maryadi Utama di Program Padat Karya Tunai Tanah Datar

 

Padang – Kementrian  Pekerjaan Umum dan Perubahan Rakyat ( PUPR ) melalui Balai Wilayah Sungai ( BWS ) Sumatera Barat V akan meningkatkan Program Percepatan Tata Guna Air Irigasi ( P3 – TGAI ) lebih dari dua kali lipat tahun depan di Sumbar.  Padat karya tunai pembangunan saluran irigasi tersier didesa dan nagari tersebut, akan ditingkatkan jumlahnya dari semula 150 lokasi menjadi 350 lokasi.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Maryadi Utama menyebutkan, saat kunjungan kerja ke kebupaten Dharmasraya pada 7 Februari lalu, presiden Joko Widodo didampingi Dirjen Sumber Daya Air Kementrian PUPR Imam Santoso meninjau langsung padat karya tunai P3TGAI di kecamatan Sitiung.

Dilokasi tersebut dibangun saluran irigasi tersier sepanjang 654 meter dengan biaya Rp 225 juta yang dikerjakan 90 hari oleh 110 orang petani setempat.

“Kita usulkan ke pusat irigasi tersier saat RDP ( Rapat Dengar Pendapat),  dan Alhamdulillah disetujui penambahan dari 150 jadi 350 untuk19  kabupaten dan Kota di Sumbar. Pengerjaannya dimulai Januari 2019. Kita berterima kasih kepada  Pak Alex Indra Lukman dan Ade  Rezki Pratama ( Anggota DPR RI dari Sumbar) yang membantu memperjuangkan usulan tersebut”, jelas Maryadi.

Presiden RI Jokowi bersama Dirjen SDA Imam Santoso (saat itu) dan Kepala BWSS V Maryadi Utama Tinjau Program Padat Karya Tunai Dharmasraya

 

Pekerjaan Proyek Padat Karya Tunai Dharmasraya

 

Menurut Maryadi, penambahan jumlah irigasi tersier itu didasarkan pada semakin banyaknya usulan yang diajukan gabungan petani kepada dinas terkait dipemerintah Kabupaten dan Kota di Sumbar. Program padat karya ini bagian dari upaya peningkatan partisipasi petani dalam perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi.

“Banyak manfaat dirasakan masyarakat dari adanya padat karya tunai ini.semakin banyak uang beredar di desa dan nagari sehingga diharapkan tingkat konsumsi dan daya beli semakin naik.”jelas Maryadi.

Disamping itu daya beli meningkat, pembangunan fisik saluran irigasi tersier juga menyerap banyak tenaga kerja. Irigasi dikerjakan bersama sama oleh gabungan petani dan diberikan upah sesuai standar tiap Daerah.

“selain irigasi terbangun untuk mengairi persawahan, tenaga kerja lokal juga terserap. Mereka bekerja hingga tiga bulan dan diberikan upah yang cukup,” katanya.

Agar pembangunan sesuai standar, pihak BWS Sumatera V merekrut tenaga pendamping dari daerah setempat.salah satu tugasnya membantu desain pekerjaan dan pembuatan laporan administrasi pekerjaan.

” Biaya pembangunannya tidak singgah di Balai,tapi langsung kerekening gabungan kelompok tani penerima program padat karya itu. Tahun ini 150 lokasi dengan anggaran sekitar Rp 33 miliar. Sampai saat ini sudah terealisasi 80 persen, ” tambahnya

Secara nasional, program pemerintahan jokowi – JK ini direalisasikan di 5.000 lokasi dengan anggaran mencapai Rp 1, 12 triliun. Tenaga kerja yang diserap mencapai sekitar 500 ribu orang.

Pekerjaan Normalisasi Batang Kuranji
Pekerjaan Proyek Batang Agam Kota Payakumbuh

Irigasi besar dan Kendali Banjir

Sementara itu untuk proyek irigasi besar, BWS Sumatera V tengah membangun Daerah Irigasi (DI) Batang Bayang di Kabupaten Pasaman Barat dengan sistem multiyear untuk mengairi areal pertanian ribuan hektare. ” kita bangun bendungan sampai saluran dalam waktu tiga tahun dengan anggaran Rp 200 miliar lebih. Selesainya tahun depan ( 2019),” kata Maryadi.

Untuk Payakumbuh, dibangun pengendali banjir Batang Agam dengan anggaran lebih dari Rp 100 miliar. Sungai sungai yang melintasi lima kelurahan di kota itu akan dijadikan Walikota sebagai daya tarik wisata sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi baru.

“Walikota sangat mendukung sekali proyek ini, dengan memadukan penataan wilayah kota dan sungai, seperti luar negeri. Sehingga kita bangun juga jogging track, jalan inspeksi dan taman tamannya, ” kata Maryadi.

Guna meningkatkan produktifitas pertanian guna menunjang ketahanan pangan nasional, BWS Sumatera V juga membangun Daerah  Irigasi Sawah Laweh dikecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah mengunjungi lokasi irigasi ini.” Di dalam kawasan ini dibangun fasilitas seperti taman dan pendopo untuk pertemuan atau berkumpul. Memadukan bendungan untuk pengairan dan pariwisata. Nantinya bisa digunakan oleh pemerintah kabupaten,” katanya.

Sementara di Ibu kota Provinsi Sumbar,  BWS Sumatera V membangun proyek pengendalian banjir  Kota Padang di Kuranji Segmen Hulu yang dipadukan proyek air baku dan bisa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH) .” Selain PLTMH, disekitar hulu Kuranji itu juga bisa dikembangkan kebun raya, ” katanya

Sebelumnya, BWS Sumatera V telah merampungkan pembangunan pengendali banjir dan sedimen Batang Kuranji segmen tengah yang melintasi kota padang sepanjang 2,2 km. Kehadiran infrastruktur ini untuk mengurangi resiko berulangnya banjir bandang.

” proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu karena dukungan masyarakat terutama yang tanahnya terkena pembebasan,” kata Maryadi.

Disisi lain, dalam waktu dekat, BWS Sumatera V bersama relawan yang tergabung dalam komunitas Peduli Sungai Kota Padang akan melakukan aksi bersih Danau Cimpago didekat pantai Padang.  Saat ini bersama berbagai pihak telah mendirikan taman edukasi bencana disekitar danau. ” Danau Cimpago menunjang pariwisata sehingga mesti dijaga kebersihannya.

Oleh karena itu, BWS Sunatera V  dalam waktubdekat bersama wali kota Padang dikukuhkan komunitas Peduli Sungai dari berbagai unsur. Mereka nantinya menjaga kebersihan danau dan sekitarnya serta mengedukasi masyarakat agar ikut menjaga danau tersebut,” jelas Maryadi.(ridho)

Exit mobile version