Desakan pengamat olahraga agar dijatuhkan hukuman “mati” buat pelaku teroris kantor KONI Sumbar tidak terelakkan. Karena memalukan dunia olahraga. Tak pernah terjadi kantor induk organisasi olahraga seperti kena bom. Semua kaca hancur berserakan, pintu rusak parah.
“Pengurus KONI Sumbar harus matikan karir atlet yang melakukan teror itu. Ini sudah keterlaluan, bukan lagi prilaku manusia yang beradab,” ujar Ir. Reri L Tanjung, MM mantan manajer PSP Padang juga pengamat lingkungan jebolan ITB.
Kantor KONI Sumbar yang terletak Jalan Rasuna Said, Padang hancur berantakan bagaikan kena bom. Bahkan, pintu ruangan bendahara juga dirusak agar bisa masuk. Kejadian tersebut Minggu (23/8) menjelang subuh.
“Apa yang mereka lakukan tak ubahnya seperti teroris dan wajar hukuman berat dijatuhkan. Saya mohon pengurus KONI Sumbar secepatnya ambil tindakan tegas. Jika mereka oknum atlet matikan karirnya jangan kirim ke Pekan Olahraga Nasional XX di Papua,” ucap Reri mantan Direktur Tekhnik Perumda Air Minum Kota Padang itu.
Sebaliknya Reri mengancam pengurus KONI Sumbar, jika ada rencana damai dengan pelaku teroris dia jadi garda terdepan menghadapi kezaliman ini. “ Saya tidak ingin ada terlintas pemikiran damai. Sebab, mereka lakukan tersebut mengganggu konsentrasi atlet PON Sumbar. Dampaknya sangat luas buat mental atlet dan jajaran pengurus olahraga serta pemerintah daerah,” kata mantan politisi Partai PPP Sumbar itu.
Reri juga minta pihak kepolisian mengusut tuntas siapa dalang pelakunya. Karena, tidak mungkin jika dia atlet mau melakukan perkejaan jahat tersebut.” Saya yakin ada yang mengompori dan menghasutnya,” sebut Bos yang hoby makan gulai Kambing itu.
Ucapan senada juga disampaikan peraih medali emas PON Sumsel cabang olahraga tinju, H. Amri Yusram Nasution. Dia minta pengurus KONI tidak ada negoisasi dengan pelaku teror. Sebab, sudah merusak psikologi atlet yang disiapkan menuju PON Papua 2021. Karena dampaknya pada mental atlet, jadi tak ada kata maaf buat pelaku.
“Saya tahu dipengurusan KONI Sumbar banyak tokoh hebat, jangan takut pula menghadapi teroris tersebut. Jadi jangan ada kata maaf buat mereka dan lanjutkan ke penegak hukum agar tahu siapa dalang sebenarnya,” ujar juara tinju nasional itu.
Amri Yusran yang baru saja diangkat sebagai pejabat PT Semen Padang, menilai yang melakukan pengerusakan kantor KONI bukanlah atlet tapi preman. Sebab, seorang atlet tidak punya kepribadian seperti itu.” Jika dia atlet menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas dan bukan bergaya preman,” katanya.
Menurut pak Haji yang dapat bonus PON Sumsel itu, sanksi yang tepat jika mereka atlet adalah hukuman mati. Artinya, hukuman mati buat karirnya, pengurus KONI Sumbar punya kewenangan tidak mengirim mereka ke PON Papua.” Jika mereka beregu KONI harus sanksi regu tersebut. Contohnya pada klub sepakbola yang melanggar aturan langsung kena skorsing dari PSSI,” jelas wasit hakim tinju nasional itu.
Sekum KONI Sumbar, Irnaldi Samin prihatin pengerusakan yang dilakukan orang tak dikenal itu. Apa salah kantor KONI Sumbar sampai hati mereka menghancurkannya?. Kasus ini tidak ada kata maaf. “Saya sudah laporkan ke Polsek Padang Barat agar segera diusut tuntas siapa palakunya,” katanya.
Seandainya yang melakukan oknum salah satu cabang olahraga, berarti mereka sudah merusak olahraga Sumbar.”Kita akan beri sanksi, bisa saja dicoret untuk ikut pada PON XX Papua. Jadi kita tunggu bagaimana hasil penyelidikan kepolisian,” ucapnya. (almadi)