Dua petenis Yunior Sumbar M Fatarsyah (Semen Padang) dan Mazza Hadadduzikra (Solok) keluar sebagai juara 3 (semifinalis) KU-16 pada turnamen Jakarta Internasional Tennis Academy (JITA) yang diadakan dilapangan Kelapa Gading Sport Jakarta, 25-29 Juni 2019.
Petenis yunior Sumatera Barat itu gagal maju ke grand final setelah Fatarsyah di babak semifinal kalah dari pemain unggulan pertama Jones Pratama petenis yunior nasional dari Muba Sumsel, 6-4, 6-3.
Sementara Maza Hadadduzikra kalah dari petenis unggulan kedua asal Jepang Maksuki Leong, 6-0, 6-0 yang pada turnamen itu keluar sebagai juara 1, setelah difinal mengalahkan Jones Pratama, 5-7, 6-1, (10-5).
Sebelum melaju kesemifinal M Fatarsyah siswa SMA N 14 Padang itu mengalahkan Rait Rahmat Laleno dari Makasar, 6-7, 6-1 (10-3) kemudian mengalahkan petenis Samvid Adhare dari India, 6-4, 6-2. Serta perdelapan final mengalahkan Jason Halim (Bandung) 7-5, 6-2. Disemi final harus terhenti oleh Jones Pratama dari Muba Sumsel, 6-4,6-3.
Sementara Maza Hadadduzikra sebelum melaju ke semifinal mengalahkan M Fedrian dari Banjarnegara, 6-1, 6-2, dan mengalahkan Christoper S Lourit (DKI) 7-5, 6-1. Di perdelapan final Maza Hadadduzikra mengalahkan Sulistio Wibowo dari Tangerang Selatan 4-6, 6-4 (10-7). Laju Maza Hadadduzikra terhenti oleh petenis Jepang Matsuki Leong, 6-0, 6-0.
Rufaldi pelatih tenis Semen Padang tempat M Fatarsyah berlatih mengatakan, bahwa anak asuhnya itu telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Sebelum mengikuti turnamen internasional JITA di Jakarta, M Fatarsyah dan Maza Hadadduzikra juga telah mengikuti Kejurnas Tenis Yunior Amman Mineral Detec Open 2019, terhenti dibabak delapan besar oleh petenis peringkat 4 nasional. Namun di turnamen JITA, M Fatarsyah yang akrab dipanggil Tata itu berhasil melaju kesemifinal.
“Konsistensi dan keberanian dalam bermain sudah mulai kelihatan, ini yang harus ditingkatkan terus,” sebut Rufaldi disela-sela mempersiapkan atlit tenis senior Sumbar untuk Pra PON yang akan datang.
Hal senada juga disampaikan Hardinon pelatih Maza Hadadduzikra dari Solok. Hardinon yang juga pelatih tim Pra PON Sumbar bersama Rufaldi berharap kedua atlit yunior Sumbar ini mendapat dukungan dan perhatian dari semua pihak agar bisa lebih sering mengikuti turnamen-turnamen berskala nasional dan internasional, agar kepercayaan dirinya semakin bertambah.
Ditempat terpisah Ketua Pengprov Pelti Sumbar Syahrial Bakhtiar mengucapkan selamat dan rasa syukur atas prestasi dua atlit yunior Sumbar itu. “Meskipun belum juara satu, namun kita patut bersyukur dan bangga atas prestasi mereka berdua di turnamen internasional JITA itu,” ujar Syahrial Bachtiar.
Keberhasilan itu tambah Syahrial hendaknya dapat memicu petenis yunior lainnya agar lebih giat berlatih untuk meraih prestasi.
Kedepan kata Syahrial, Pengprov Pelti Sumbar akan lebih menggiatkan turnamen-turnamen untuk petenis yunior atau kelompok umur. (*)