Indeks

Bali – NTB Anggarkan Rp 10 Miliar Untuk Bidding PON XXI

Jakarta – Penyelenggaraan pemilihan tuan rumah pada PON XXI Tahun 2024 telah usai dilaksanakan pada Musyawarah olahraga nasional luar biasa (Musornaslub) KONI pada Rabu (24/4) lampau.

Aceh dan Sumatera Utara terpilih menjadi tuan rumah pada penyelenggaraan PON pada tahun tersebut. Kemenangan mutlak didapatkan dua provinsi paling atas Pulau Sumatera itu, karena didukung oleh 24 KONI se Indonesia.

Namun demikian,Bali dan NTB sebagai kompetitor utama sangat legowo dengan hasil yang diperoleh dengan meraih 8 suara. Mereka bertekad bakal kembali mencalonkan diri menjadi tuan rumah pada PON XXII tahun 2028.

“Kita tidak mempermasalahkan hasil yang diperoleh saat ini. Kita bertekad pada PON XXII Tahun 2028 menjadi tuan rumah,”ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Bali Yama Diputra pada Sumbar Post.

Dikatakan Yama, untuk mengikuti pemilihan menjadi tuan rumah PON XXI yang digelar pada saat ini, Bali dan NTB menghabiskan anggaran lebih kurang Rp 10 miliar.

Perinciannya disebutkan pria bertubuh tegap ini adalah, uang pendaftaran Rp 1 miliar, pembayaran uang jaminan Rp 5 miliar, uang lobi lobi Rp 2 miliar, serta uang untuk penyelenggaraan bidding Rp 2 miliar. Namun uang jaminan bakal dikembalikan KONI Pusat apabila tidak terpilih menjadi tuan rumah.

Ia juga menyebutkan, biaya yang dikeluarkan untuk pencalonan tuan rumah saat ini jauh lebih besar dibandingkan pada bidding PON tahun 2014 lalu,dimana Papua terpilih menjadi tuan rumah.

“Bidding pada tahun 2014 lalu Bali ikut. Biaya yang dihabiskan tak sebanyak saat ini. Karena tak ada uang pendaftaran. Pada saat itu hanya menyediakan uang jaminan Rp 1 miliar,dan itu dikembalikan lagi apabila tidak terpilih. Sementara untuk uang lobi lobi memakai anggaran perjalanan dinas saja ke beberapa provinsi,”ungkapnya.(ridho)

Exit mobile version