Indeks
Opini  

Solok FC dan Robby

Oleh: Almadi

(Wartawan Muda)

            Veni, Vidi, Vici, datang, lihat dan menang. Itulah Solok FC jawara baru kompetisi liga tiga 2018, Sumatera Barat yang baru saja berakhir. Klub yang hampir berumur sembilan bulan ini. Membuat pengamat bola tanah Minang berdecak kagum. Ibarat bayi, baru jalan tertatih-tatih langsung juara. Gila!

            Solok FC bukanlah klub kaya raya dihujani APBD tiap tahun. Klub yang homenya di kota beras Solok hidup mandiri. Banyak yang bertanya siapa pula ownernya. Mereka tak percaya ada manusia di Ranah Minang ini mau habis-habisan bikin klub dengan biaya sekian miliar rupiah. Ah, tak mungkin.

            Verry Mulyadi akrab dipanggil Pepen, tokoh muda yang punya seabrek ide untuk sepakbola nasional. Ditangannya lahir Solok FC demi sumbangsih nusa dan bangsa. Pengabdian untuk negara memang banyak cara. Pepen memilih jalan lewat bola. Apalagi beliau adalah anggota EXCO PSSI Pusat.

            Lahirnya Solok FC tidaklah mulus, banyak hambatan yang dilalui. Namun, Pepen menikmati hambatan ngeri-ngeri sedap itu. Niat tulus dan kerja profesional serta tidak memikirkan hal lain. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim, Pepen dan tim melangkah perlahan. Hasilnya, kerja keras tersebut membuahkan hasil.

            Awal melangkah, banyak kalangan meragukan Solok FC bakal bisa berjalan dan berlari kencang. Sebab, fasilitas latihan tak punya. Stadion tempat bertanding tak ada.  Kekurangan itu menjadi pemicu motivasi Pepen untuk membuktikan daerah Solok bukan terkebelakang dalam olahraga khususnya sepakbola.

            Pengalamannya membawa Semen Padang FC U-21 juara Liga dan menghantarkan Semen Padang FC menuju babak final Piala Sudirman. Adalah ilmu yang tak bisa didapat dibangku sekolah. Bermodal semangat 45 itulah Pepen, membidani lahirnya Solok FC hingga menjadi juara Sumbar.

            Solok FC bukanlah Hartap (Harimau Tapanuli) tapi ada kemiripan cara pengelolanya. Harimau Tapanuli adalah klub jawara nasional divisi satu, dan satu-satunya klub kebanggan orang Tapanuli. Zaman Orde Baru, siapa yang tak kenal nama Hartap beserta bosnya Joni Pardede. Klub ini termasuk penyumbang pemain timnas dikala itu.

            Munculnya Verry Mulyadi dengan Solok FC mengingatkan kita dengan figur Joni Pardede,  anaknya TD Pardede salah satu tokoh penggagas lahirnya Liga Utama dan pemilik klub Pardedetex yang sempat juara Piala Marah Halim. Solok FC memang klub kampung tapi sudah melahirkan asa kebanggaan bagi urang awak khususnya Solok Raya. Lalu siapa dibalik kesuksesan klub kampung itu?

            Nama Robby Mariandy sebagai pelatih dengan manajernya Syafrizal dan Sekretaris tim Alfis Primatra adalah tokoh yang dibalik layar kesuksesan Solok FC. Ditangan mereka inilah punggawa Solok FC berjaya mendulang kemenangan setiap laga. Robby Mariandy pelatih muda telah membuktikan dia mampu menukangi tim kampung yang belum punya nama menjadi perhatian dunia.

            Robby Mariandy sebagai pelatih tak banyak cakap. Dia selalu fokus dengan perkejaannya bagaimana meracik materi Solok FC agar tampil menggila setiap bertanding. Robby Mariandy sedikit bicara banyak kerja. Itulah sikap Robby menggeluti perkerjaanya sebagai pelatih muda kelas kampung.

            Robby Mariandy beda dengan Robby lainnya. Robby Mariandy yang satu ini tak hoby bikin status di medsos, tak hoby foto grafer. Hanya diam jika Solok FC menang setiap bertanding. Lain dengan Roby yang lain, selalu protes dan menyalahkan wasit jika timya kalah. Itulah bedanya, Robby!…Hahaha. (***)

Exit mobile version