PADANG – Terpuruknya Semen Padang FC di dasar klasemen Liga Super Indonesia bukan hanya membuat pendukung kecewa, tapi juga memantik perhatian para tokoh dan pemerhati sepakbola Ranah Minang. Klub kebanggaan urang awak itu seolah kehilangan semangat juang dan identitasnya di lapangan hijau.
Di tengah situasi itu, muncul harapan agar sosok berpengalaman dan berjiwa Minang kembali turun tangan. Salah satunya datang dari Prof. Dr. Heryanto Sindra, mantan pelatih fisik Semen Padang FC era 2000-an yang dikenal sebagai motivator ulung dan penggugah mental atlet.
Menurut mantan Manajer Semen Padang U-21, Verry Mulyadi, tim Kabau Sirah membutuhkan sosok yang mampu mengangkat mental dan karakter pemain.
“Saat ini, pemain butuh dibangkitkan mentalnya. Salah satu caranya adalah memanggil kembali Prof. Heryanto Sindra ke dalam tim. Selain itu, juga perlu sosok guru sepakbola sejati seperti H. Suhatman Imam,” ujar Verry kepada SumbarPost, Selasa (4/11).
Nama Prof. Heryanto Sindra dan Suhatman Imam memang bukan orang baru di tubuh Semen Padang FC. Keduanya pernah bekerja sama menukangi tim pada periode 2002–2004. Bahkan pada 2010, Prof. Heryanto turut berperan bersama pelatih asal Moldova, Arcan Iurie, membawa Semen Padang FC menembus Liga Super Indonesia (Liga 1).
Selain di dunia sepakbola, Prof. Heryanto dikenal luas sebagai motivator dan konselor KONI Sumbar yang kerap mendampingi atlet kontingen “Tuan Sakato” di berbagai ajang nasional seperti PON. Keahliannya dalam membangun kepercayaan diri dan daya juang atlet diakui banyak pihak.
Lalu, apakah Prof. Heryanto bersedia jika diminta kembali membantu Semen Padang FC yang kini tengah terpuruk?
“Selagi membawa nama Sumatera Barat, baik atas nama klub Semen Padang FC maupun PSP Padang, saya siap membantu dengan ikhlas,” tegas Prof. Heryanto dengan nada mantap.
Bagi sebagian besar pecinta sepakbola Sumbar, kembalinya tokoh seperti Heryanto Sindra akan memberi suntikan moral dan rasa kedaerahan yang kini mulai pudar. Harapan pun menggelora agar Semen Padang FC segera menemukan ruh juangnya karena bagi urang awak, Kabau Sirah bukan sekadar klub, tapi simbol harga diri Ranah Minang.(almadi)












