Padang — Pembinaan atlet berprestasi yang akan mengibarkan Tuah Sakato diberbagai ajang Kejurnas semakin merosot dibawah kepemimpinan KONI Sumbar saat ini.
Tak heran, Ketua Pengprov PELTI Sumbar, Prof Syahrial harus bekerja keras mengantisipasi dengan menggalang dana badoncek guna memberangkatkan Tim PON Tenis Sumbar untuk mengikuti Kejurnas 2 Series, Series 1 dari tanggal 22 hingga 28 Juni dan Series ke 2, dari 29 Juni hingga 5 Juli 2024 di Palembang.
“Dukungan Uji Coba atlet menjelang PON 2024 oleh KONI Sumbar tidak ada ada sama sekali. Pengprov PELTI berupaya menggalang dana sendiri untuk uji coba menjelang PON nanti. Tapi para atlet tetaplah menunjukan prestasinya, ” ujar Ketua Pengprov PELTI Sumbar, Prof Syahrial, disaat melepas keberangkatan Tim PON Tenis Sumbar, Kamis (20/6).
Minggu (23/6) atau dua hari setelah melepas atlet Tim PON Tenis Sumbar, kepada wartawan media ini menjelaskan bahwa tidak adanya sama sekali bantuan try out kepada atlet Tim PON Tenis Sumbar membuat pecinta tenis Sumbar prihatin dan “badoncek”.
“Selain donasi perorangan, beberapa instansi ikut membantu keberangkatan seperti Bank Nagari, PTBA Sawahlunto dan PT Semen Padang,” jelas Syahrial Bakhtiar, yang mantan Ketua KONI Sumbar dua periode itu.
Menurutnya, Uji Coba ke Kejuaraan 2 Series ke Palembang ini merupakan program dari Pengprov Pelti Sumbar yang seharusnya dibiayai oleh KONI Sumbar sebagai try-aut menjelang menghadapi PON Aceh-Medan di bulan September 2024 mendatang.
Dari pantauan wartawan media ini, Kepemimpinan KONI Sumbar yang diketuai Roni Pahlawan mencatatkan pembinaan olahraga prestasi yang keropos dalam sejarah KONI Sumbar.
Betapa tidak, pelaksanaan Porprov selama lima tahun periode Gubernur Sumbar, Mahyeldi tida ada gelaran multiiven di Ranah Minang. Begitu juga pelayanan kepada atlet duta Sumbar ke ajang Pra PON berangkatnya para atlet ke ajang meraih tiket PON ada yang diberangkatkan dengan bus.
Anehnya lagi KONI Sumbar juga tidak menganggarkan bonus kepada para atlet yang meraih prestasi di ajang Pra PON dan Porwil.
Sebenarnya, kepemimpinan KONI Sumbar yang diketuai Roni Pahlawan ini tidak bisa merumuskan atau menyusun program pembinaan prioritas, dan tidak bisa membangun komunikasi dengan pemerintah.
Bahkan setelah pembukaan Pelatda pada bulan Januari 2024 lalu, mesti seiring dengan diberikan dana pembinaan kepada masing-masing atlet prioritas. Namun faktanya yang pembinaan juga tidak diberikan. (mardi)