Padang — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gebu Minang, Oesman Sapta Odang direncanakan membuka secara resmi Festival Batagak Gala Kapalo Koto Tahun 2025, sekaligus peresmian Medan Nan Bapaneh dan peletakan batu pertama pembangunan Tugu Karih Sikati Muno, pada Jumat, 18 April pekan ini.
Demikian dikatakan Ketua Gerakan Jago Luhak Nan Tuo, Febby Datuak Bangso (FDB) tentang rencana kehadiran Ketua Umum Gebu Minang DR H Osman Sapta Odang (OSO) Dt Bandaro Sutan Nan Kayo di Kota Budaya, Batusangkar, Luhak nan Tuo, Kabupaten Tanah Datar, Jumat 18 April 2025 , kepada wartawan media ini, Selasa (15/4).
Dalam keterangannya FDB, mengatakan Kapalo Koto, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Tanah Datar merupakan laboratorium model Gebu Minang untuk pelestarian seni, adat budaya dan tradisi di Ranah Minang.
“Insyaallah, gerakan sato sakaki dan gerakan gotong royong kepedulian pelestarian budaya antara tokoh ranah dan rantau akan diwujudkan di Ranah Minang” ujar FDB.
Adapun agenda Osman Sapta Dt Bandaro Sutan Nan kayo di Nagari Gurun, Sungai Tarab, selain untuk membuka Festival Pandeka Batagak Kapalo Koto 2025 , juga peresmian tempat pelatihan Silek Harimau, organisasi sayap Gebu Minang dan peresmian Medan Bapaneh Maha Karya.
Dijelaskannya, di tempat Medan Bapaneh Maha Karya selama ini konsisten dengan Gerakan Jago Luhak Nan Tuo, dan Gerakan Sato Sakaki yang memfasilitasi anak anak belajar gratis untuk kegiatan baraja silek tradisi setiap hari senin , baraja pasambahan atau panitahan setiap rabu dan latihan musik , menari setiap Hari Ahad.
“Kedepan Gerakan ini tidak hanya menjadi sebagai model atau contoh agar Medan Bapaneh dan Medan Balinduang di nagari- nagari seluruh ranah minang bisa aktif kembali tetapi Gerakan ini diharapkan bisa menjadi gerakan partisipatif sato sakaki “gotong royong” kepedulian tokoh ranah dan rantau,” harap FDB.
Lebih lanjut FDB menambahkan bahwa tak kalah penting kehadiran OSO pada Jumat (18/4) pekan ini adalah peletakan batu pertama pembangunan Tugu Karih Sikati Muno, yang merupakan salah satu keris sakti tak kena diujung pangkal, jejak ditikam mati jua.
“Pembangunan tugu ini sebagai simbolis bahwa Luhak nan Tuo adalah jantung Minangkabau dan pusat pelestarian budaya melayu asia dengan harapan terbangun komunitas dan kepedulian terhadap Diaspora Minangkabau dan anak anak serumpun, tak kan melayu hilang dibumi , kedepan kita harapkan kerjasama kajian universitas antar negara yang tertarik untuk kajian Minangkabau dan Melayu,” paparnya.
FDB menjelaskan, pada momentum kegiatan tersebut juga diberikan apresiasi kepada tokoh masyarakat yang peduli terhadap silat tradisi berupa piagam penghargaan.
“Gebu Minang terus mendukung Progul Bupati Tanah Datar satu event satu nagari dan program Kapolda Sumbar zero tawuran dengan cara memberikan kegiatan yang positif untuk anak kemenakan sekaligus melestarikan seni budaya dan tradisi di Minangkabau apabila kegiatan ini berjalan dengan baik Insyaallah ekonomi kerakyatan akan tumbuh, UMKM juga akan hidup,” pungkasnya (mardi)