Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menerima donasi sebesar Rp 19 miliar untuk digunakan bagi pembangunan hunian sementara (Huntara) bagi korban bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.
Donasi tersebut merupakan hasil dari acara Gala Dana yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI). Penyerahan donasi disertai penandatangan kesepakatan pemanfaatan dana oleh kedua pihak di Gedung Cipta Karya Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (23/11/2018).
Kementerian PUPR menargetkan pembangunan sebanyak 1.200 Huntara yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala. “Huntara digunakan sebagai transit pengungsi dari tenda sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Huntara yang dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi, dibagi menjadi 12 bilik dimana setiap biliknya dihuni oleh satu keluarga. Bangunan dilengkapi 4 toilet, 4 kamar mandi, septik tank, tempat mencuci, dapur dilengkapi listrik 450 watt untuk setiap bilik. Kementerian PUPR menargetkan pada pertengahan Desember pengungsi sudah bisa menempati Huntara.
“Ini merupakan proses yang paling nyata setelah masa tanggap darurat sesuai arahan Menteri Basuki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga kami upayakan dari target awal membangun 1200 huntara,” kata Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga.
Ditambahkannya dengan penandatangan kerjasama ini akan dikerjakan sesuai SOP sehingga memperkuat hasil yang dicapai dan lebih transparan. Selain itu konstruksinya akan mengikuti standar dan spesifikasi Huntara yang dibuat oleh Kementerian PUPR.
Dana Rp 19 miliar nantinya akan digunakan untuk pembangunan sebanyak 34 unit Huntara yang akan dibangun di Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi berada di Desa Pakuli Utara, Desa Pakuli, Desa Pandere, dan Desa Kalawara.
“Diharapkan pelaksanaan pembanguan Huntara ini dapat segera berjalan dan cepat selesai, serta mengikuti kaidah yang sudah ditentukan sebaik-baiknya. Karena ini akan menjadi pertanggung jawaban kepada donatur agar dapat dilaksanakan secara baik dan benar,” tambah Danis.
Dari 1.200 unit yang dibangun oleh Kementerian PUPR, saat ini sudah dalam proses penyelesaian akhir sebanyak 116 unit untuk secara bertahap dapat dihuni mulai pertengahan Desember 2018.
Untuk lokasi pembangunan huntara yang sudah terverifikasi tersebar di 48 titik, yakni di Donggala 9 lokasi, Palu 21 lokasi, dan Sigi 18 lokasi. Dari jumlah tersebut sebanyak 506 rencana huntara sudah terukur untuk penentuan tata letaknya (layout) dan sebanyak 116 unit dalam proses penyelesaian dengan progres fisik sebesar 19,27%.
Pembangunan Huntara dilakukan dengan sistem cluster pada lima zona dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan lahan dan keamanan lokasi dari dampak gempa. Setiap cluster terdiri atas 10 unit huntara (120 bilik) yang tahan gempa, akan dibangun satu buah sekolah PAUD dan sebuah SD, tempat sampah, ruang terbuka untuk kegiatan warga, serta tempat parkir sepeda motor.
Sementara Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf yang hadir dalam acara penandatanganan, menambahkan keinginan bekerjasama untuk saling membantu muncul dari pergelaran konser amal 100 Biduan termasuk menghadirkan Band Menteri Kabinet Kerja yakni Elek Yo Band yang diselenggarakan beberapa waktu lalu untuk disumbangkan bagi korban bencanan di Palu, Sigi, dan Donggala.
“Dengan adanya kerjasama seperti ini akan semakin transparan penyaluran dana yang didapat dari para donatur dan seluruh kalangan masyarakat. Kami berterimakasih kepada Kementerian PUPR atas langkah kerja sama dengan dana yang disalurkan secara baku, dan pengawasannya memenuhi syarat. Ini merupakan model kerjasama yang saling berkesinambungan dengan penyaluran yang reliable,” kata Triawan. (*)